Thursday, 25 October 2012

REGENERASI KEPEMIMPINAN TOLOK UKUR KEBERHASILAN SUATU REZIM PEMERINTAHAN


REGENERASI KEPEMIMPINAN
TOLOK UKUR KEBERHASILAN SUATU REZIM PEMERINTAHAN

                        Sudah saatnya tolok ukur keberhasilan suatu rezim pemerintahan tidak lagi hanya difokuskan pada tingkat keberhasilan pembangunan yang sifatnya hanya untuk jangka waktu dekat dan menengah saja. Akan tetapi harus diberikan penekanan lebih pada keberhasilan pembangunan jangka panjang utamanya dalam hal pembangunan sumber daya manusia. Mengapa sumber daya manusia, karena faktor inilah yang akan menjadi penentu keberlangsungan pembangunan suatu wilayah selanjutnya.

                        Bagaimana bentuk pembangunan sumber daya manusia yang dimaksud? Salah satunya adalah proses regenerasi kepemimpinan. Seperti yang disampaikan dalam Jurnal Dialog kebijakan Publik ISSN : 1979-3499 edisi 5/Maret/2012 yang diterbitkan oleh Kemetrian Komunikasi dan Infornatik RI bahwa secara biologis regenerasi sumber daya manusia dapat berlangsung secara alamiah. Hal ini karena dapat dipastikan setiap harinya akan selalu ada kejadian kelahiran dan kematian. Namun regenarasi kepemimpinan tidak bisa diserahkan pada proses alamiah harus ada suatu program kaderisasi yang disandarkan pada kesadaran kritis yakni kesadaran tentang sikap dasar,padangan, orientasi serta sistem nilai politik. yang oleh sementara ahli sejarah digambarkan, kecuali mengambil dari generasi sebelumnya, setiap generasi juga berhasrat memberi dan karena itu membangun sendiri visinya yang kreatif tentang pokok-pokok persoalan jamannya.Makna yang terkandung dalam sifat pokok itu dapat dikatakan, suatu generasi barulah benar-benar bermakna generasi, apabila ia bukan saja sanggup menerima pewarisan, akan tetapi juga mampu memberikan identitas dan sumbangan baru, sehingga terciptalah proses kehidupan masyarakat yang kreatif, dinamis, dan maju.
                        Namun yang terjadi dimasyarakat kini adalah hampir tidak adanya proses regenerasi kepemimpinan yang terjadi. Kalaupun ada hanya sebatas regenerasi biologis yang notabene sifat kepemimpinannya mencontek plek generasi sebelumnya. Namun wacana ini harus selalu di wartakan agar kekhawatiran akan munculnya kondisi The Lost Generation tidak menimpa negara maupun daerah kita.

                        Oleh karena itu, hal ini seharusnya menjadi kesadaran dari setiap pelaku politik baik dari kalangan Partai Politik, Pimpinan Wilayah, Pemerintah maupun Lembaga Kemasyarakatan tentang sangat pentingnya proses regenerasi kepemimpinan. Jangan lagi kita selalu terjebak dalam permasalahan – permasalahan rutinitas kehidupan berbangsa dan bernegara maupun kegiatan rutin kepemerintahan sampai pada hanya terlalu fokus pada permasalahan – permasalahan lain yang sifatnya global seperti masalah HAM, terorisme bahkan masalah krisis ekonomi.
                        Ada permasalahan yang cukup krusial dalam bangsa kita yakni regenerasi pemimpin. Kita bisa mengamati bersama bagaimana kandidat – kandidat calon pemimpin daerah maupun bangsa kita yang hampir 75% pelakunya adalah generasi – generasi yang bisa dibilang sudah udzur usianya. Yang secara tolok ukur produktifitas kinerja sudah sangat rendah.
                        Namun bagaimana penerapan regenerasi kepemimpinan ini bisa diterapkan dimasyarakat? Sebagai kalangan masyarakat biasa yang awaw akan politik, tentunya proses regenerasi kepemimpinan ini dapat dimulai dari tingkatan yang paling sederhana, diantaranya

·  Kaderisasi pimpinan (imam) shalat berjemaah, hal ini sangat penting karena berapa banyak masjid dan mushola yang imam shalatnya diperankan oleh orang yang sudah udzur usianya. 

·  Kaderisasi pimpinan keluarga, sudah tidak pada tempatnya lagi seorang orang tua menjadi penentu keputusan keluarga namun sudah saatnya memberikan sebagian porsi pengambilan keputusan kepada anak – anak kita.

·  Kaderisasi kepala wilayah RT maupun RW, sudah saatnya pemuda untuk ditampilkan sebagai calon ketua RT maupun RW di setiap wilayah kemasyarakatan. 

Dengan adanya proses kaderisasi pimpinan yang dimulai dari level paling rendah, diharapkan dapat menanamkan dan membiasakan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda. Proses tersebut akan memberikan dampak yang besar dan cepat apabila kita melakukannya secara tersistem dan serempak. Sehingga harapan terakhir akan dilahirkan generasi – generasi pemimpin muda yang baru yang mampu membawa pembangunan bangsa dan negara kita yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment