Thursday, 8 October 2015

PAHAM KONSEP“ KAYA DENGAN SEDEKAH” DENGAN BERMAIN DHAKON/CONGKLAK


PAHAM KONSEP“ KAYA DENGAN SEDEKAH”
DENGAN
BERMAIN DHAKON/CONGKLAK
(THE MIRACLE OF SEDEKAH)
 

Hari minggu, waktunya bersantai dengan keluarga. Waktu yang tepat untuk bercengkrama dan bermain bersama keluarga. Untuk pertama kalinya kala itu, istri dan anak – anak mengajakku untuk bermain dhakon/congklak. Sudah cukup lama setelah lulus dari pendidikan sekolah dasar, aku tidak lagi memainkan permainan dhakon ini. Jadi butuh waktu, untuk belajar kembali bagaimana cara memainkan permainan dhakon/congklak ini.
Bagi yang belum tahu apa dan bagaimana bermain dhakon, rangkuman referensi terkait permainan dhakon/congklak berikut ini bisa menjadi bahan study untuk memahami serba serbi dhakon/congklak dan ikutan main dhakon/congklak juga.

Sejarah Dhakon
Dhakon yang dipercayai berasal dari dunia Afrika atau Arab, bergantung kepada teori mana yang anda percayai. Bagaimanapun, bukti tertua yang dijumpai oleh cari gali purba yang dibiayai oleh Persatuan National Geographic menjumpai kepingan batu kapur yang mempunyai dua liang selari bertarikh semenjak 5000 hingga 7000 SM di masa kini Jordan. Dari Timur Tengah, permainan ini tersebar ke Afrika. Kemudian dhakon tersebar ke Asia melalui pedagang-pedagang Arab. Di Asia Tenggara, dhakon atau congklak mungkin berkembang dari Malaka mengingat wilayah ini merupakan pusat perdagangan pada jaman dahulu. Nama congklak dipercayai berasal dari perkataan Bahasa Melayu "conglak" yang bermaksud pengiraan mental.

Permainan tradisional yang dimainkan oleh dua orang ini dikenal dengan berbagai macam nama di penjuru nusantara. Di daerah Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama dhakon, dhakon atau dhakonan serta congklak. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban. Sedangkan di Sulawesi permainan ini disebut dengan Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala.Beberapa ahli menyebutkan bahwa kata dhakon mungkin berasal dari kata “dhaku” yang diberi akhiran “-an” yang berarti “mengakui bahwa sesuatu itu adalah miliknya”. Dikutip dari http://www.anakbawangsolo.org/2015/02/dakon.html
papan dhakon dan biji dhakon

Alat dan Bahan
1. papan dhakon
2. biji – bijian /bijih dari bahan plastik (modern)

Papan dhakon adalah alat utama yang terbuat dari papan atau plastik, atau juga bisa kayu yang memiliki 16 lubang, masing-masing 7 lubang kecil di depan dan belakang dan 1 lubang besar di pojok kanan dan 1 lubang besar di pojok kiri yang dalam bahasa jawa disebut lumbung yang digunakan untuk menyimpan hasil perolehan biji yang kita dapatkan selama permainan.

Cara Bermain
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, dua orang pemain melakukan ping sut untuk mendapatkan urutan giliran dalam permainan.salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila melewati lubang besar (lumbung) miliknya sendiri maka taruh satu biji di dalam lumbung tersebut namun bila melalui lumbung milik lawan maka tidak perlu menaruh biji disana. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan (dalam permainan disebut “nembak”). Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

Sederhana bukan???????????????????

Namun yang terpenting adalah dibalik kesederhanaan dan kesenangan dalam bermain dhakon ini, ternyata ada filusufi yang terkandung didalamnya.

Filusufi dan manfaat permainan dhakon/coklak yang umum telah di ketahui oleh masyarakat adalah adalah
  1. Sikap Sportif, dengan bermain congklak, kita dilatih untuk memberanikan diri bersikap sportif, jika tidak sportif, bisa saja kita memasukkan beberapa biji ke dalam satu lubang induk, atau berpura-pura tidak berhenti pada lubang kosong, dan lain-lain. memang permainan ini bersifat santai, tapi menang dalam permainan congklak menyenangkan juga bukan?
  2. Sikap Jujur, Jujur juga tidak jauh berbeda dengan sikap sportif, intinya permainan jujur dalam congklak akan membuat permainan semakin seru
  3. Strategi, dalam bermain congklak, tentunya kita tidak asal memainkan biji-biji tersebut. tetapi, kita dituntut untuk berpikir bagaimana caranya supaya kita bermain tidak cepat berhenti di lubang kosong, mengatur strategi bagaimana caranya kita dapat mengambil biji lawan dengan cepat, bagaimana caranya kita bisa menang dan bagaimana caranya agar kita tidak bermain kembali dengan kondisi ada lubang yang kurang
  4. Melepas Penat, Hiburan dan Rekreasi keluarga yang murah. tidak sedikit dari pelanggan saya yang memesan congklak untuk hadiah anaknya, untuk liburan bersama nenek, untuk mendekatkan diri dengan anaknya, keluarganya, sahabat, melepas penat saat kerja, mengisi waktu kosong, dan lain-lain. dari pada maen ke warnet gak jelas, atau daripada maen game elektronik yang berisi game tidak senonoh dan tidak mendidik biji
    Dikutip dari http://www.dakontasik.com/2014/04/permainan-tradisional-congklak-dakon.html

    Namun ada satu filusufi atau pelajaran yang baru saya pahami saat saya bermain dhakon/congklak bersama keluarga utamanya saat mengatur strategi permainan agar selalu menang. 

    Filusufi itu seperti halnya tertulis dalam judul tulisan ini. Apa dan bagaimana ? Ini ulasannya :
    Pengaturan strategi dalam permainan dhakon itu penting untuk memenangkan permainan. Utamanya penentuan lubang pertama yang akan kita pilih saat kita pertama kali akan memulai permainan. Try and error sering kali dilakukan untuk menentukan lubang mana yang pertama kali diambil saat langkah pertama dalam permainan dimulai. Try and error saya lakukan mulai dari lubang yang terjauh dari lumbung kita hingga lubang yang terdekat dari lumbung kita.

Dan ternyata hasil yang optimal adalah saat kita memulai permainan dengan mengambil biji dari lubang yang terdekat dari lumbung kita. Sehingga yang terjadi kita akan menyimpan 1 (satu) biji di lumbung kita sedangkan sisanya akan kita sebar secara merata di lubang lawan.

Langkah selanjutnya dilakukan mengikuti langkah pertama dan terus mengatur strategi agar kita lebih benyak menyebar biji di lubang lawan namun tetap bisa menyimpan satu biji di lumbung kita.

Hasil yang akan kita dapat adalah kemungkinan kita untuk berhenti di lubang lawan yang kosong menjadi lebih kecil. Hal ini karena kita telah secara rutin menyebar biji di lubang lawan.

Hasil berikutnya yang sering terjadi adalah kita akan berhenti di lubang kosong di area kita sendiri sehingga kemungkinan untuk melakukan “nembak” menjadi lebih besar. Sehingga probabilitas untuk menang menjadi lebih besar.

Dari ulasan strategi untuk menang dalam bermain dhakon itu secara tidak sengaja terlintas dalam pikiran saya bahwa strategi tersebut mengajarkan pada kita jika kita dapat memberikan manfaat sebanyak – banyaknya bagi orang lain maka kemungkinan kita untuk memperoleh balasan kebaikanpun menjadi lebih besar.
Pelajaran tersebut ternyata mirip dengan konsep sedekah. Dimana dalam dalam Islam kita dianjurkan untuk bersedekah mendermakan sebagian harta kita untuk orang lain yang tidak mampu seperti halnya kaum fakir miskin. Dan Allah SWT menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi yang suka bersedekah. Sebagaimana tercatum dalam Al—Baqarah ayat 261 sebagai berikut:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui”


serta dalam hadist Rasulullah berikut :
Sesungguhnya sedekah seseorang walau hanya sesuap, akan dikembangbiakkan oleh-Nya seperti gunung, maka bersedekahlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Harta itu tidak akan kurang dengan disedekahkan.” (HR. Imam Muslim).

Dari Ali bin Abi Thalib r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Segeralah bersedekah, sesungguhnya musibah tidak dapat melintasi (mendahului) sedekah.” (Razin, Misykât). Ali berkata: "Pancinglah rezeki dengan sedekah. “Setiap awal pagi saat matahari terbit, Allah menurunkan dua malaikat ke bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’. Malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih dari Abu Hurairah). Dikutip dari http://www.alquran-syaamil.com/2013/01/alquran-dan-alhadits-tentang-keutamaan.html


dari uraian ayat suci Alqur'an dan hadist Rasulullah tersebut dapat kita simpulkan jika dengan bersedekah maka kita akan memperoleh balasan kebaikan yang melimpah salah satunya rezeki yang melimpah seperti halnya kekayaan.
Namun kadang kala untuk memahami konsep “kaya dengan sedekah” ini kita masih belum meyakini dengan sepenuh hati.

Maka dengan permainan dhakon/congklak kita bisa mendapatkan pemahaman tentang konsep “kaya dengan sedekah” dengan cara yang sederhana namun tepat.
Dengan permainan dhakon/congklak kita juga bisa menularkan pemahaman kita tentang konsep “kaya dengan sedekah” kepada anak – anak kita dengan mudah dan menyenangkan karena melalui metode permainan.

SELAMAT MENCOBAAAA.............?????!!!!!!!!!!













No comments:

Post a Comment