Stop Pengangguran !!!
dengan
Penerapan Life Skill Conceptdalam Tatanan Sistem Pendidikan
Penerapan Life Skill Conceptdalam Tatanan Sistem Pendidikan
Pengangguran
menjadi masalah disetiap negara termasuk Indonesia. Pertumbuhan angka pengangguran
pun cenderung naik dari tahun ke tahun. Sebagai dasar pembelajaran kami sajikan data pengangguran
penduduk Indonesia dari sumber Badan Pusat Statistik Indonesia (http://www.bps.go.id)
Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Berumur 15
Tahun Ke Atas
|
||||||
menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2009-2010
|
||||||
Kelompok Umur
|
Jenis Kelamin
|
|||||
Perempuan
|
Laki-laki
|
Perempuan + Laki-laki
|
||||
2009
|
2010
|
2009
|
2010
|
2009
|
2010
|
|
15-19
|
28.88
|
28.60
|
26.64
|
27.52
|
27.54
|
27.97
|
20-24
|
19.31
|
17.82
|
18.56
|
17.19
|
18.85
|
17.44
|
25-29
|
11.12
|
11.21
|
9.35
|
7.79
|
10.00
|
9.04
|
30-34
|
6.43
|
6.87
|
4.89
|
3.81
|
5.46
|
4.95
|
35-39
|
4.60
|
5.11
|
3.62
|
2.32
|
4.00
|
3.39
|
40-44
|
3.60
|
4.00
|
3.12
|
1.90
|
3.31
|
2.69
|
45-49
|
3.06
|
3.48
|
3.01
|
1.69
|
3.03
|
2.40
|
50-54
|
2.27
|
3.09
|
2.76
|
1.56
|
2.58
|
2.15
|
55-59
|
1.88
|
3.90
|
2.85
|
1.67
|
2.49
|
2.53
|
60-64
|
0.79
|
5.68
|
0.90
|
1.43
|
0.86
|
3.06
|
Jumlah
|
8.47
|
8.74
|
7.51
|
6.15
|
7.87
|
7.14
|
Sumber :
BPS-RI, Sakernas Agustus 2009 dan Sakernas Agustus 2010.
|
Penyebab yang sering dijadikan
alasan adalah ketidakmampuan pemerintah untuk menciptakan banyak lapangan kerja
untuk rakyatnya khususnya yang berada pada kategori usia kerja. Menghadapi
kenyataan ini pemerintah pun cenderung mengatasi masalah ini secara reaktif,
mulai dengan perekrutan tenaga PNS dalam jumlah besar di setiap pemerintahan
daerah tanpa memperhatikan tingkat efektifitas dan efesiensi kebutuhan pegawai,
mengadakan proses perekrutan tenaga kerja dengan sistem outsourcing yang sampai
sekarang menyisakan masalah hingga perekrutan tenaga honorer yang sampai saat
ini juga masih menyisakan polemik di masyarakat dalam proses pengangkatannya
menjadi tenaga kerja tetap.
Penyelesaian masalah ini memang tidak sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemerintah tapi harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Kita
harus bersama – sama melakukan evaluasi baik dalam tatanan masyarakat, tatanan
pendidikan hingga pada tatanan yang paling sederhana yakni tatanan hidup
keluarga. Apabila kita mengadakan
evaluasi pada tatanan pendidikan saja maka dapat kita temukan bahwa tatanan
dunia pendidikan kita baik secara formal maupun non formal masih banyak mengacu
pada perkembangan kemampuan siswa untuk sekedar menguasai pengetahuan –
pengetahuan yang sifatnya kognitif. Pada tahap evaluasi keberhasilannya pun
hanya sebatas pengujian kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran tanpa
ada/ sedikit untuk mengevaluasi kemampuan siswa dalam pengaplikasian dalam
kehidupan sehari – hari. Sehingga out put yang dihasilkan cenderung kurang bisa
mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk memberikan problem solving terhadap
masalah yang ada di lingkungan sekitar. Sebagai indikator, kita bisa mengamati
baik secara langsung maupun tidak langsung apabila siswa memasuki tahun
pembelajaran baru maka sedikit sekali siswa yang mampu mengaplikasikan ilmu
yang didapat di tahun pembelajaran sebelumnya untuk langsung diterapkan di
tahun pembelajaran berikutnya. Pada umumnya para tenaga pendidik baik kalangan
guru, dosen maupun tentor masih harus mengadakan sesi penyegaran materi sebelum
langsung memasuki materi pada tahun pembelajaran baru.
Fenomena inilah yang sebenarnya menyebabkan para output
sistem pendidikan kita kurang bisa langsung menerapkan ilmu yang didapat untuk
dimanfaatkan mendukung kehidupan mereka. Sehingga secara tidak langsung out put
yang dihasilkan selalu tergantung pada lapangan kerja yang ada tanpa
bisa/kurang bisa menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga dari tahun ketahun
jumlah pengangguran akan selalu bertambah.
Di dalam Islam sebenarnya telah dijabarkan bagaimana
sistem pendidikan. Sistem pendidkan yang baik menurut Islam adalah sistem
pendidikan yang mampu menciptakan output yang mampu mengamalkan ilmu yang
didapat selama proses belajar mengajar untuk orang lain minimal untuk diri
sendiri. Dalam hadist Rasul telah jelas bagaimana ancaman bagi orang yang tidak
mengamalkan ilmu yang kita dapat : “orang yang paling pedih siksaannya pada
hari kiamat adalah orang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat
(Al-Baihaqy). Di hari kiamat pun kita akan ditanya tentang pengaplikasian ilmu
yang kita dapat, rasulullah bersabda : Tidak akan
bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang lima
perkara.” Di antara lima perkara tersebut yang disebutkan oleh Nabi saw.: Dia
akan ditanyakan tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan dari ilmunya?”.
Sehingga mari kita sebagai tenaga
pendidik maupun sebagai orang tua bersama – sama menyiap generasi penerus kita
agar selalu siap dalam mengaplikasikan dan mengamalkan ilmu yang mereka
peroleh. Bukan hanya cukup memberikan mereka dukungan materi untuk memperoleh
fasilatas pendidikan. Mari kita bersama – sama membantu generasi penerus kita
selalu berada pada kondisi dimana mereka selalu terasah untuk menerapkan ilmu
yang mereka peroleh di sekolah. Libatkan mereka dalam setiap perumusan
penyelesaian permasalahan hidup yang muncul, tentunya sesuai dengan taraf dan
tingkat pendidikannya. Sehingga apabila tiba saatnya bagi mereka untuk menempuh
hidup mereka sendiri, sudah tidak ada kecanggungan dan keraguan serta
kebingungan dalam diri mereka untuk hidup mandiri. Hidup mandiri tanpa
menggantungkan diri pada lapangan kerja yang ada maupun kepada pemerintah
karena mereka sudah siap untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.
No comments:
Post a Comment