Monday, 10 September 2012

Pembuatan Kawasan Pendukung Daerah Aliran Sungai (KP-DAS) sebagai Alternatif Solusi Mengatasi Banjir di Kabupaten Sampang


Pembuatan Kawasan Pendukung Daerah Aliran Sungai (KP-DAS)
sebagai Alternatif Solusi Mengatasi Banjir di Kabupaten Sampang
oleh
Abdi Barri Salam, S.Si*

Latar Belakang
Banjir merupakan fenomena penggenangan air (air hujan atau air sungai) akibat penurunan daya serap tanah terhadap air. Penurunan daya serap tanah terhadap air dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengurangan luasan pori – pori tanah akibat timbunan sampah, perubahan fungsi lahan hijau (hutan) untuk perluasan pemukiman dan sarana transportasi darat. Penyebab lain adalah ketidakmampuan sungai untuk menampung air dalam volume yang besar akibat penyempitan dan pendangkalan area sungai. Air yang tergenang akan mengalir dan menggenangi daerah dataran rendah. Banjir akan menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di daerah tersebut.
Salah satu jenis banjir adalah banjir bandang. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi di daerah hilir sungai akibat ketidakmampuan sungai menampung air hujan yang lebat di daerah hulu sungai. Banjir yang melanda Kabupaten Sampang tanggal 7 Desember 2010 dan 2 Januari 2011 merupakan jenis banjir bandang. Banjir bandang menggenangi rumah penduduk setinggi 20 cm hingga 2 meter di Kecamatan Sampang dan Kecamatan Omben. Banjir ini disebabkan oleh luapan Sungai Kemuning akibat tidak mampu menampung air hujan di daerah hulu sungai.
Analisa Permasalahan
Permasalahan tersebut melatarbelakangi penulis untuk melakukan pengkajian lebih lanjut guna mengatasi banjir bandang yang sering melanda kawasan Kabupaten Sampang. Berdasarkan hasil studi literatur dan studi lapangan banjir yang melanda kawasan Kabupaten Sampang disebabkan oleh faktor alami dan faktor aktifitas manusia yang secara terperinci dijelaskan sebagai berikut
1. Penyebab Banjir Secara Alami
a. Pengaruh Curah Hujan Akibat  Iklim  Tropis, 
Kabupaten Sampang mempunyai  dua  musim  sepanjang  tahun seperti daerah Indonesia pada umumnya, yakni  musim  penghujan  umumnya terjadi antara  bulan  Oktober–Maret  dan  musim kemarau  terjadi  antara  bulan  April-September.  Akan tetapi rentang tahun 2010 – 2011 ini hampir sepanjang tahun di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Sampang pada khususnya mengalami musim penghujan hampir sepanjang tahun karena adanya anomali iklim akibat global warming.
b. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi  atau  geografi  fisik  sungai  seperti bentuk,  fungsi dan kemiringan daerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrikhidrolik  (bentuk  penampang  seperti  lebar, kedalaman,  potongan  memanjang,  material dasar  sungai),  lokasi  sungai  dan  lain-lain merupakan  hal-hal  yang  mempengaruhi terjadinya banjir. Bentuk fisiografi daerah aliran Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang yang sempit mendukung untuk terjadinya luapan air yang menyebabkan banjir.
c. Kapasitas Sungai
Pengurangan  kapasitas  aliran  banjir  pada sungai  dapat  disebabkan  oleh  pengendapan berasal  dari  erosi  DAS  dan  erosi  tanggul sungai  yang  berlebihan.  Sedimentasi  sungai terjadi karena  tidak adanya vegetasi penutup dan  adanya  penggunaan  lahan  yang  tidak tepat,  sedimentasi  ini  menyebabkan terjadinya  degradasi  dan  pendangkalan  pada sungai,  hal  ini  dapat  menyebabkan berkurangnya  kapasitas  tampungan  sungai
d. Kapasitas Drainase yang tidak memadai
Daerah kota di Kabupaten Sampang mempunyai  drainase  daerah  genangan  yang tidak  memadai,  sehingga sering  menjadi  langganan  banjir  di  musim hujan.
f. Pengaruh air pasang
Air pasang  laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi genangan atau  banjir  menjadi  besar  karena  terjadi aliran  balik  (backwater).  Fenomena genangan  air  pasang  (Rob)  juga  rentan terjadi di Kabupaten Sampang sepanjang tahun baik di  musim  hujan  dan  maupun  di  musim kemarau.

2. Penyebab Banjir Akibat Aktifitas Manusia
a. Perubahan Kondisi DAS
Perubahan  kondisi  DAS  seperti penggundulan  hutan,  usaha  pertanian  yang kurang  tepat, perluasan kota, dan perubahan tataguna  lainnya  dapat  memperburuk masalah  banjir  karena  meningkatnya  aliran banjir. Dari persamaan-persamaan yang ada, perubahan  tata  guna  lahan  berkontribusi besar terhadap naiknya kuantitas dan kualitas banjir.
b. Sampah
Disiplin  masyarakat  untuk  membuang sampah  pada  tempat yang ditentukan masih kurang baik  dan  banyak  melanggar dengan membuang sampah  langsung ke alur sungai, hal  ini meninggikan muka air banjir disebabkan karena aliran air terhalang.
Pembahasan
Dengan mengetahui faktor – faktor penyebab banjir bandang yang melanda Kabupaten Sampang, maka kita dapat menentukan faktor dominan penyebab banjir bandang yang melanda Kabupaten Sampang. Faktor   dominan yang menjadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Sampang adalah permasalahan yang terjadi di daerah aliran Sungai Kemuning. Oleh karena itu alternatif solusi yang bisa dilakukan adalah pembuatan “Kawasan Pendukung Daerah Aliran Sungai (KP-DAS)” di sepanjang jalur aliran Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang.
Pembuatan kawasan pendukung daerah aliran sungai (KP-DAS) dilakukan dengan membuat daerah kubangan air sebagai penampung luapan air sungai di sepanjang aliran Sungai Kemuning. Daerah kubangan air dapat dibuat dengan membuat lubang di area sawah, hutan maupun lahan kosong sepanjang aliran Sungai Kemuning. Setiap daerah kubangan air mempunyai luas 100 m2 (10m x 10m) dengan kedalaman 2-3 m. Sehingga setiap daerah kubangan air mempunyai daya tampung  200-300 m3 air yang meluap dari sungai. Sehingga bila disepanjang aliran Sungai Kemuning ada 10 buah kubangan air saja maka luapan air sungai yang bisa ditampung sebesar 2000-3000 m3 air.
Sebagai bahan pembanding, pemanfaatan kubangan air sebagai alternatif penanggulangan banjir telah dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Pihak ITS memanfaatkan kubangan air di area kampus ITS untuk menanggulangi banjir di kawasan kampus dan daerah Keputih sekitar kampus sejak tahun 2005. Hasilnya sejak tahun 2005 hingga sekarang, area kampus ITS dan daerah Keputih sekitar kampus ITS tidak pernah mengalami banjir lagi.
Daerah kubangan air selain sebagai penampung luapan air sungai juga memberikan manfaat lain bagi masyarakat, diantaranya
1.    Sebagai persediaan air bagi masyarakat di musim kemarau;
2.    Sebagai tambak ikan, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan masyarakat sekitar, dan
3.    Sebagai area rekreasi misalnya arena memancing atau rekreasi transportasi air, yang tentunya dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Banjir yang melanda beberapa kawasan di Kabupaten Sampang merupakan banjir bandang. Banjir bandang yang terjadi akibat daya tampung Sungai Kemuning yang kurang memadai untuk menampung air hujan di daerah hulu sungai. Alternatif solusi yang bisa digunakan adalah “Pembuatan Kawasan Pendukung Aliran Sungai (KP-DAS) dengan membuat daerah kubangan air di sepanjang aliran Sungai Kemuning. Manfaat pembuatan daerah kubangan air tidak hanya sebatas menampung luapan air Sungai Kemuning, akan tetapi dapat digunakan sebagai persediaan air  bagi masyarakat sekitar, sebagai tambak ikan dan area rekreasi.
DAFTAR PUSTAKA
“Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia”.Deputi Bidang Sarana dan Prasarana.Direktorat Pengairan dan Irigasi

Sebastian,Ligal.2008.”Pendekatan Pencegahan dan Penanggulangan Banjir”.Jurnal Dinamika Teknik Sipil.Program Pasca Sarjana Universitas Sriwidjaja.Vol.8 No.2 Juli 2008.Palembang
               “Banjir Bandang”.30 April 2010. www.wikipedia.com
             “Banjir Rendam 10 Desa di Sampang”.4 Januari 2011. www.okezone.com
             ”Banjir Sampang Kian Meluas”.3 Januari 2011. www.mediaindonesia.com
             “Banjir, Sampang Terancam Lumpuh”.2 Januari 2011. www.metrotvnews.com
    

No comments:

Post a Comment