Pembuatan
Kawasan Pendukung Daerah Aliran Sungai (KP-DAS)
sebagai
Alternatif Solusi Mengatasi Banjir di Kabupaten Sampang
oleh
Abdi Barri
Salam, S.Si*
Latar
Belakang
Banjir
merupakan fenomena penggenangan air (air hujan atau air sungai) akibat
penurunan daya serap tanah terhadap air. Penurunan daya serap tanah terhadap
air dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pengurangan luasan pori –
pori tanah akibat timbunan sampah, perubahan fungsi lahan hijau (hutan) untuk
perluasan pemukiman dan sarana transportasi darat. Penyebab lain adalah
ketidakmampuan sungai untuk menampung air dalam volume yang besar akibat
penyempitan dan pendangkalan area sungai. Air yang tergenang akan mengalir dan
menggenangi daerah dataran rendah. Banjir akan menimbulkan kerusakan dan
kerugian bagi masyarakat di daerah tersebut.
Salah
satu jenis banjir adalah banjir bandang. Banjir bandang adalah banjir yang
terjadi di daerah hilir sungai akibat ketidakmampuan sungai menampung air hujan
yang lebat di daerah hulu sungai. Banjir yang melanda Kabupaten Sampang tanggal
7 Desember 2010 dan 2 Januari 2011 merupakan jenis banjir bandang. Banjir
bandang menggenangi rumah penduduk setinggi 20 cm hingga 2 meter di Kecamatan
Sampang dan Kecamatan Omben. Banjir ini disebabkan oleh luapan Sungai Kemuning
akibat tidak mampu menampung air hujan di daerah hulu sungai.
Analisa Permasalahan
Permasalahan tersebut
melatarbelakangi penulis untuk melakukan pengkajian lebih lanjut guna mengatasi
banjir bandang yang sering melanda kawasan Kabupaten Sampang. Berdasarkan hasil
studi literatur dan studi lapangan banjir yang melanda kawasan Kabupaten
Sampang disebabkan oleh faktor alami dan faktor aktifitas manusia yang secara
terperinci dijelaskan sebagai berikut
1. Penyebab Banjir
Secara Alami
a. Pengaruh Curah Hujan Akibat Iklim
Tropis,
Kabupaten
Sampang mempunyai dua musim
sepanjang tahun seperti daerah
Indonesia pada umumnya, yakni musim penghujan
umumnya terjadi antara bulan Oktober–Maret
dan musim kemarau terjadi
antara bulan April-September. Akan tetapi rentang tahun 2010 – 2011 ini
hampir sepanjang tahun di Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Sampang pada
khususnya mengalami musim penghujan hampir sepanjang tahun karena adanya anomali
iklim akibat global warming.
b. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau
geografi fisik sungai
seperti bentuk, fungsi dan
kemiringan daerah aliran sungai (DAS), kemiringan sungai, geometrikhidrolik (bentuk
penampang seperti lebar, kedalaman, potongan
memanjang, material dasar sungai),
lokasi sungai dan
lain-lain merupakan hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya banjir. Bentuk fisiografi daerah aliran Sungai
Kemuning di Kabupaten Sampang yang sempit mendukung untuk terjadinya luapan air
yang menyebabkan banjir.
c. Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas
aliran banjir pada sungai
dapat disebabkan oleh
pengendapan berasal dari erosi
DAS dan erosi
tanggul sungai yang berlebihan.
Sedimentasi sungai terjadi
karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya
penggunaan lahan yang
tidak tepat, sedimentasi ini
menyebabkan terjadinya degradasi dan
pendangkalan pada sungai, hal
ini dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas
tampungan sungai
d. Kapasitas Drainase yang tidak memadai
Daerah
kota di Kabupaten Sampang mempunyai
drainase daerah genangan
yang tidak memadai, sehingga sering menjadi
langganan banjir di
musim hujan.
f. Pengaruh air pasang
Air
pasang laut memperlambat aliran sungai ke
laut. Pada waktu banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka tinggi
genangan atau banjir menjadi
besar karena terjadi aliran balik
(backwater). Fenomena genangan air
pasang (Rob) juga rentan terjadi di Kabupaten Sampang sepanjang
tahun baik di musim hujan
dan maupun di
musim kemarau.
2.
Penyebab Banjir Akibat Aktifitas Manusia
a. Perubahan Kondisi DAS
Perubahan kondisi
DAS seperti penggundulan hutan,
usaha pertanian yang kurang
tepat, perluasan kota, dan perubahan tataguna lainnya
dapat memperburuk masalah banjir
karena meningkatnya aliran banjir. Dari persamaan-persamaan yang
ada, perubahan tata guna
lahan berkontribusi besar
terhadap naiknya kuantitas dan kualitas banjir.
b. Sampah
Disiplin masyarakat
untuk membuang sampah pada
tempat yang ditentukan masih kurang baik
dan banyak melanggar dengan membuang sampah langsung ke alur sungai, hal ini meninggikan muka air banjir disebabkan
karena aliran air terhalang.
Pembahasan
Dengan
mengetahui faktor – faktor penyebab banjir bandang yang melanda Kabupaten
Sampang, maka kita dapat menentukan faktor dominan penyebab banjir bandang yang
melanda Kabupaten Sampang. Faktor dominan yang menjadi penyebab banjir bandang
di Kabupaten Sampang adalah permasalahan yang terjadi di daerah aliran Sungai
Kemuning. Oleh karena itu alternatif solusi yang bisa dilakukan adalah pembuatan
“Kawasan Pendukung Daerah Aliran Sungai
(KP-DAS)” di sepanjang jalur aliran Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang.
Pembuatan
kawasan pendukung daerah aliran sungai (KP-DAS) dilakukan dengan membuat daerah
kubangan air sebagai penampung luapan air sungai di sepanjang aliran Sungai
Kemuning. Daerah kubangan air dapat dibuat dengan membuat lubang di area sawah,
hutan maupun lahan kosong sepanjang aliran Sungai Kemuning. Setiap daerah kubangan
air mempunyai luas 100 m2 (10m x 10m) dengan kedalaman 2-3 m.
Sehingga setiap daerah kubangan air mempunyai daya tampung 200-300 m3 air yang meluap dari
sungai. Sehingga bila disepanjang aliran Sungai Kemuning ada 10 buah kubangan
air saja maka luapan air sungai yang bisa ditampung sebesar 2000-3000 m3
air.
Sebagai
bahan pembanding, pemanfaatan kubangan air sebagai alternatif penanggulangan
banjir telah dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Pihak ITS memanfaatkan kubangan air di area kampus ITS untuk menanggulangi
banjir di kawasan kampus dan daerah Keputih sekitar kampus sejak tahun 2005.
Hasilnya sejak tahun 2005 hingga sekarang, area kampus ITS dan daerah Keputih
sekitar kampus ITS tidak pernah mengalami banjir lagi.
Daerah
kubangan air selain sebagai penampung luapan air sungai juga memberikan manfaat
lain bagi masyarakat, diantaranya
1. Sebagai
persediaan air bagi masyarakat di musim kemarau;
2. Sebagai
tambak ikan, yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan
masyarakat sekitar, dan
3. Sebagai
area rekreasi misalnya arena memancing atau rekreasi transportasi air, yang tentunya
dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Banjir
yang melanda beberapa kawasan di Kabupaten Sampang merupakan banjir bandang.
Banjir bandang yang terjadi akibat daya tampung Sungai Kemuning yang kurang
memadai untuk menampung air hujan di daerah hulu sungai. Alternatif solusi yang
bisa digunakan adalah “Pembuatan Kawasan Pendukung Aliran Sungai (KP-DAS)
dengan membuat daerah kubangan air di sepanjang aliran Sungai Kemuning. Manfaat
pembuatan daerah kubangan air tidak hanya sebatas menampung luapan air Sungai
Kemuning, akan tetapi dapat digunakan sebagai persediaan air bagi masyarakat sekitar, sebagai tambak ikan
dan area rekreasi.
DAFTAR PUSTAKA
“Kebijakan
Penanggulangan Banjir di Indonesia”.Deputi Bidang Sarana dan Prasarana.Direktorat
Pengairan dan Irigasi
Sebastian,Ligal.2008.”Pendekatan
Pencegahan dan Penanggulangan Banjir”.Jurnal Dinamika Teknik Sipil.Program
Pasca Sarjana Universitas Sriwidjaja.Vol.8 No.2 Juli 2008.Palembang
No comments:
Post a Comment