PARENTS FORBIDDEN BEING GAPTEK
(ALIAS GAGAP TEKNOLOGI)
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi tumbuh begitu pesatnya. Mulai dari tingkatan
jaringan informasi dan komunikasinya hingga pada perangkat pengakses teknologi
informasi dan komunikasi tersebut. Setiap perusahaan yang bergelut dibidang
teknologi ini berlomba – lomba menawarkan pelayanan dan produk teknologi
informasi dan komunikasi terbaik dan tercepat mereka pada para konsumen.
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi juga diimbangi oleh perkembangan jenis
penggunaannya dan jenis kalangan pemakainya. Jenis penggunaannya tidak lagi
sebatas untuk kepentingan pemerintah namun berkembang sampai pada seluruh
aktivitas hidup manusia. Mulai untuk kepentingan pendidikan, sosial,
perdagangan hingga kegiatan ibadah. Bukan hal tabu lagi bagi kita mendengar
berita tentang pelaksanaan pernikahan bahkan perceraian melalui media teknologi
informasi dan komunikasi ini. Bukan hal aneh lagi bagi kita menghadiri acara
pengajian dengan media internet. Tidak asing lagi bagi kita melakukan transaksi
perdagangan melalui media internet. Mulai dari transaksi perdagangan barang –
barang yang legal hingga yang ilegal. Hanya aktivitas buang hajat (kencing dan
BAB) saja yang rasanya belum memanfaatkan teknologi ini.
Kalangan
pengguna teknologi informasi dan komunikasi ini pun beragam mulai dari kalangan
pemerintahan hingga kalangan masyarakat awam. Mulai dari kalangan orang lanjut
usia hingga anak – anak balita. Saat ini bukan hal aneh apabila tukang becak
bahkan pengemis sibuk mengakses internet melalui HP mereka. Serta bukan hal
yang menakjubkan apabila kita melihat banyak sekali anak – anak dibawah umur
sibuk bermain game online hingga surfing internet melalui gadget mereka. Luar biasa
semua menjadi mudah bagi hidup kita semua berkat kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi ini.
Namun
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini belum diimbangi oleh
perkembangan sistem pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaannya. Sehingga
pemanfaatannya banyak yang digunakan untuk hal – hal yang kurang baik dan tidak
bermoral. Lagi – lagi sudah merupakan berita yang lumrah apabila kita menyimak
kabar tentang kasus pemerkosaan akibat penyalahgunaan jaringan internet. Tindakan
kriminal pengeboman dan teror menjadi sangat mudah dilakukan melalui media
internet. Marak kasus penculikan dan kawin lari akibat penyalahgunaan jaringan
sosial seperti facebook, twitter, friendster dll. Makin sulit dibendung
kreativitas yang buruk remaja – remaja kita dalam hal pamer tubuh nude mereka. Sudah
sering kita mendengar warta tentang pejabat pemerintahan kita mulai dari
kalangan pemerintahan pusat hingga pemerintah daerah yang kepergok
mengakses website porno saat rapat dan kegiatan pemerintahan berlangsung.
Pemerintah
melalui kementerian komunikasi dan informatiknya sudah berupaya secara maksimal
mengendalikan penyimpangan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini.
Mulai dari penerbitan peraturan – peraturan yang mengatur pemanfaatan teknologi
ini hingga pembatasan dan pemblokiran website – website yang mengadung unsur
pornografi dan kekerasan serta wacana – wacana sara dan amoral. Namun apakah
itu cukup? Tidak, SAMA SEKALI TIDAK CUKUP.
Perlu peran kita semua utamanya
parents alias orang tua sebagai pengendali dan pengawas terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi. Karena ada istilah bahwa rumah adalah pesantren dan sekolah pertama bagi putera –
puteri kita. Sehingga otomatis kita sebagai parents adalah
guru pertama bagi anak – anak kita. Maka secara otomatis pula kita
sebagai orang tua haram hukumnya untuk tidak mempunyai pengetahuan tentang
teknologi informasi dan komunikasi. Apapun kondisinya, teknologi informasi dan
komunikasilah yang harus kita kuasai. Sehingga tidak berlebihan jika kita
menanamkan semangat “ Parents forbidden being gaptek” dalam diri kita. Tentunya
penguasaan teknologi tersebut harus dikompare dan diimbangi oleh penguasaan
ilmu agama serta moral dan etika. Sehingga nantinya bisa menjadi materi
pendidikan dan benteng yang arif dan bijaksana bagi putera – puteri kita dalam
berkecimpung di teknologi informasi dan komunikasi ini.
Jangan
sampai kita hanya sebatas membangga – banggakan diri kita dan anak – anak kita
karena mereka kita belikan dan mampu menggunakan gadget – gadget terkini. Namun
juga harus dibekali oleh pendidikan yang mampu mengendalikan diri mereka
sendiri dalam berkegiatan dengan teknologi IT ini. Jangan merasa canggung untuk
setiap saat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ini guna mengawasi
dan mengecek aktivitas anak – anak kita di dunia maya. Jangan sampai kita hanya
bisa mengkambing hitamkan teknologi IT ini apabila keperawanan puteri kita
hilang direnggut kawan mereka yang mereka kenal dari facebook atau twitter. Jangan
pernah menyesal saat foto foto polos (nude) anak – anak kita tersebar ke
seluruh penjuru bumi hanya dalam hitungan detik karena kurangnya pengawasan
kita akibat GAPTEK.
Menjadi
tidak gaptek bukanlah hal yang sulit. Kita bisa memulainya dari sharing
pengetahuan, belajar online hingga bertanya dan belajar dari orang – orang di
bawah usia kita yang sudah tidak lagi asing berkecimpung aktiv dengan teknologi
IT ini. Kapan waktunya? SEKARANG JUGA DETINK INI
JUGA KITA KUASAI TEKNOLOGI IT.
No comments:
Post a Comment