Wednesday, 23 January 2013

ISLAM FOR BETTER LIFE (SERI 1)


IBADAH PUASA MAMPU MEMPERKECIL KEMUNGKINAN RESIKO KEMATIAN SOPIR PADA KECELAKAAN KENDARAAN BERMOTOR


Perkembangan zaman dan teknologi sangat berpengaruh terhadap gaya hidup manusia. Perilaku hidup manusia yang sangat mencolok terpengaruh oleh perkembangan tersebut salah satunya adalah perilaku makan manusia. Dikarenakan tuntutan  zaman dan kemajuan teknologi yang menuntut kita untuk selalu berburu dengan waktu dalam bekerja. Kesibukan ini secara tidak langsung merubah perilaku makan kita menjadi tidak teratur dan kurang memperhatikan komposisi menu makan kita.
Perubahan perilaku makan ini menyebabkan kesehatan kita terganggu. Banyak permasalahan medis yang kita derita dikarenakan pola makan yang kurang baik ini. Mulai dari penyakit maag hingga salah satu penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang yakni Obesitas.
Obesitas oleh WHO didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan sehingga menimbulkan resiko kesehatan bagi tubuh manusia. Obesitas atau kegemukan ini merupakan cikal bakal bagi berkembangnya berbagai penyakit di dalam tubuh manusia diantaranya penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker, hipertensi, kolesterol tinggi, liver, asma, dan masalah ginekologi.
Bagaimana mengatasi masalah obesitas ini? Di dalam agama Islam permasalahan ini telah diantisipasi sejak 15 abad yang lalu. Yakni melalui ibadah Puasa. Puasa secara bahasa merupakan tindakan menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak terbit fajar sadiq hingga terbenam matahari dengan berniat. Bagaimana kaitan antara puasa dengan obesitas? Tubuh kita memerlukan energi untuk melakukan aktivitas. Pada kondisi tidak berpuasa, asupan energi diperoleh dari proses metabolisme tubuh kita terhadap asupan nutrisi makanan yang kita makan. Sedangkan disaat kita berpuasa maka kita tidak memperoleh energi dari asupan makanan namun energi diperoleh dari proses reaksi kimia dengan menguraikan tumpukan cadangan gula dan lemak  untuk dirubah menjadi energi. Sehingga puasa mampu mengurangi tumpukan lemak dalam tubuh. Maka kesimpulannya dengan berpuasa maka resiko obesitas dapat kita hindari.
Bagaimana korelasi pembahasan puasa dan obesitas terhadap resiko kematian pada kecelakaan mobil? 
Penelitian terbaru mengungkapkan jika obesitas bisa meningkatkan resiko kematian dalam kecelakaan mobil.
Dalam penelitian tersebut pengemudi yang obesitas dengan nilai body mass index (BMI) antara 30 dan 35 maka memiliki resiko meninggal selama kecelakaan mobil sebesar 20% lebih tinggi dibandingkan seseorang dengan berat badan normal. Sedangkan untuk sopir dengan nilai BMI 40 keatas maka memiliki resiko kematian selama kecelakaan mobil sebesar 80%.
Penelitian ini berdasarkan data kecelakaan mobil selama kurun waktu tahun 1996 – 2008. Alasan utama kenapa obesitas lebih membahayakan selama kecelakaan mobil karena orang pengidap obesitas cenderung memiliki masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular yang mampu meningkatkan resiko kematian sopir selama kecelakaan mobil.
Sehingga kedepannya harus diupayakan design mobil yang mampu menjamin keselamatan pengemudi obesitas selama mobil mengalami kecelakaan. Karena penelitian mengungkapkan jika sopir yang obesitas akan terpental lebih jauh dari tempat duduk mereka sebelum sabuk pengaman mereka mampu menahan laju pental/tumbukan akibat kecelakaan mobil dibandingkan pengemudi dengan berat badan normal. Delay proses aktivasi sabuk pengaman pada pengemudi yang obesitas dikibatkan karena perut yang membuncit bisa menghambat kinerja sabuk pengaman dikarenakan jarak sabuk pengaman menjadi terentang lebih jauh dari tempat fitting sabuk. Sehingga selama bagian perut dan kaki terdorong lebih jauh ke depan maka bagian atas badan sopir yang obesitas akan tertarik kebagian belakang dibandingkan jika pada perut pengemudi dengan berat badan normal. (sumber : www.livescience.com)
Dari paparan hasil penelitian tentang pengaruh obesitas terhadal tingkat resiko kematian sopir pada kecelakaan mobil maka kita bisa menarik suatu korelasi logis jika ibadah puasa mampu memperkecil kemungkinan resiko kematian sopir pada kecelakaan kendaraan bermotor”.
Simpulan di atas semakin memperkuat agama Islam sebagai agama yang selalu berpijak pada kebenaran hakiki yang disampaikan berdasarkan wahyu Ilahi oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW.


No comments:

Post a Comment