Tuesday, 15 January 2013

AYO WUJUDKAN PEMILU 2014 SEBAGAI PROSES POLITIK YANG CERDAS DAN MENDIDIK

AYO WUJUDKAN PEMILU 2014 SEBAGAI PROSES POLITIK YANG CERDAS DAN MENDIDIK

Gong huru – hara Pemilu 2014 telah dibunyikan. Berbagai wacana politik Pemilu 2014 terus bergulir, mulai dari pewacanaan sejumlah tokoh hingga artis yang akan maju sebagai kandidat Capres hingga kontroversi dalam penetapan partai politik peserta Pemilu 2014.

Secara fakta penetapan nomor 10 Partai Politik peserta Pemilu 2014 telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada hari Senin 14 Januari 2013 di Jakarta. Penetapan nomor urut 10 Partai Politik peserta Pemilu 2014 dilakukan dengan sistem pengundian yang dihadiri perwakilan dari masing – masing Partai Politik. Berikut adalah hasil pengundian nomor urut parpol.

Nomor urut 1: Partai Nasional Demokrat (Partai Nasdem)
Nomor urut 2: Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Nomor urut 3: Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Nomor urut 4: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
Nomor urut 5: Partai Golongan Karya (Partai Golkar)
Nomor urut 6: Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra)
Nomor urut 7: Partai Demokrat
Nomor urut 8: Partai Amanat Nasional (PAN)
Nomor urut 9: Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Nomor urut 10: Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura)

Penetapan nomor urut partai ini merupakan fakta yang sangat penting bagi setiap partai. Karena bagi mereka penetapan nomor urut patai ini merupakan penentu awal (meskipun tidak dominan) kemenangan mereka dalam kancah Pemilu 2014 nantinya. Wacana tersebut sudah bukan merupakan hal yang tabu bagi bangsa ini. Karena tidak bisa kita pungkiri jika bangsa ini masih sangat meyakini akan adanya kekuatan magis dan mistis dibalik suatu angka – angka.

Sehingga dapat dipastikan setelah penetapan nomor urut partai maka wacana lain yang akan muncul adalah jargon – jargon kampanye partai politik berkenaan dengan nomor urut yang mereka peroleh. Jargon – jargon ini akan selalu dikaitkan dengan nilai – nilai moral, etika dan budaya hingga nilai – nilai agama dalam bangsa ini. Meski terkadang cenderung terlalu dipaksakan. Demikian beberapa diantaranya 

“Ketua Umum Partai Hanura Wiranto mengatakan nomor urut 10 pada Pemilu 2014 adalah angka yang sempurna”

“PDI-P menyatakan, nomor urut 4 wujud konsistensi partai berlambang banteng memperjuangkan pilar kebangsaan”

Terkait nomor urut Demokrat ke-7, Wasekjen Nurhayati Ali Assegaf berseloroh, Demokrat bisa terus membubung tinggi hingga langit ketujuh.

“Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy atau akrab disapa Romi mengatakan jika nomor 9 memiliki makna sosiologis karena pendakwa Islam generasi pertama adalah Wali Songo (9 Wali)”

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Nurul Arifin bahwa nomor urut 5 erat kaitannya ideologi negara Pancasila dan ikrar partai Golkar sendiri yakni Panca Bakti”

“nomor satu sejak awal sudah menyertai Partai Nasdem. Nasdem juga satu-satunya partai baru yang lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu 2014. Sejak awal kita selalu nomor 1. Dalam verifikasi, nomor satu, verifikasi KPU waktu itu, juga faktual nomor 1. Sekarang nomor urut kita juga nomor 1. Bagi kami ini adalah berkah dan ini adalah amanah yang akan kita laksanakan ke depan, bagaimana kita sebagai partai baru mengubah Indonesia, ujar Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem Sugeng Suparwoto”

Jargon – jargon politik terkait nomor urut patai politik ini akan terus berkembang dengan tujuan propaganda dan kampanye bagi masyarakat agar menetapkan pilihannya pada partai politik dimaksud. Bahkan proses pewacanaan jargon – jargon politik tersebut pada pelaksanaannya akan mendominasi dibandingkan pewacanaan kampanye politik terkait program – program kerja yang ditawarkan oleh partai politik jika nantinya tampil sebagai pemenang Pemilu 2014.

Namun terlepas dari itu semua, bangsa yang telah meraih kemerdekaannya yang ke-67 ini seharusnya mulai melaksanakan proses politik dan kampanye politik yang mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa. Hal itu merupakan kewajiban kita semua baik sebagai peserta aktif maupun pasif pemilu 2014. Yakni dengan mengkampanyekan maupun menetapkan pilihan politik kita berdasarkan indikator – indikator program kerja dengan cara yang mendidik. Tidak lagi dengan menggunakan cara – cara pembodohan dengan jargon – jargon pepesan kosong. 

Karena seharusnya proses Pemilu 2014 tidak hanya menjadi ajang pemenangan partai politik namun harus bisa menjadi proses pembelajaran dan pendidikan serta regenerasi politik bagi bangsa ini. Bangsa ini telah kenyang akan gombalan politik. Bangsa ini membutuhkan terobosan politik yang mampu memberikan perubahan bagi negara ini. Dan perubahan akan sangat mungkin diwujudkan oleh generasi bangsa yang cerdas dan terdidik.

No comments:

Post a Comment