Wednesday, 23 October 2013

KEBERSIHAN MULUT MEMPENGARUHI KESEHATAN ANDA

KEBERSIHAN MULUT MEMPENGARUHI KESEHATAN ANDA

Islam sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian umatnya karena dua hal ini sangat berhubungan dengan nilai pelaksanaan ibadah dan kesehatan umatnya. Salah satunya adalah menjaga kebersihan mulut dengan bersikat gigi sebagaimana disebutkan dalam hadist, Rasulullah saw bersabda : Jika aku tidak menjadikan berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap hendak shalat”. (HR Bukhari).

Saat ini seruan tersebut bukanlah hanya sebatas seruan agama semata namun telah terbukti melalui penelitian medis jika masalah kebersihan dan kesehatan mulut bisa menjadi gejala bagi penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung, kelahiran prematur dan bahkan radang sendi lutut sebagaimana disebutkan dalam artikel ilmiah “How Oral Hygiene Affects the Rest of You” yang dipublikasikan oleh Rachael Rettner, Senior Writer  dalam situs www.livescience.com.

 " Mulut adalah portal ke seluruh tubuh , " kata Dr Donald Ratcliffe , ketua departemen kedokteran gigi di Staten Island University Hospital di New York . Penelitian menunjukkan jika ada hubungan antara bakteri - dan peradangan yang disebabkan oleh bakteri di dalam mulut dengan banyak penyakit lainnya , " katanya .

Berikut beberapa alasan kenapa kebersihan mulut berhubungan dengan seluruh kesehatan tubuh kita
Diabetes
Salah satu komplikasi diabetes adalah penyakit gusi . Diabetes dapat berubah dalam pembuluh darah dengan cara yang mengganggu aliran darah , yang pada gilirannya , melemahkan gusi dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi , menurut Ohio State University Medical Center . Diabetes juga meningkatkan kadar gula darah , dan jika kenaikan ini tidak dikelola dengan baik , kadar glukosa yang tinggi dalam mulut dapat mendorong pertumbuhan bakteri .
Sebuah studi 2011 menemukan bahwa dokter gigi bisa mengidentifikasi orang dengan diabetes 73 persen dari waktu hanya berdasarkan hitungan gigi hilang dan pemeriksaan bukaan abnormal antara gigi dan gusi . Jika dokter gigi
mencocokan dengan hasil dari tes darah , akurasi meningkat menjadi 92 persen .
Lebih dari 7 juta orang dengan diabetes tidak tahu mereka memilikinya , dan dokter gigi dapat memainkan peran dalam mengidentifikasi orang-orang dengan penyakit ini.

Heart disease atau penyakit jantung
Beberapa penelitian telah menghubungkan penyakit periodontal yang merupakan infeksi bakteri kronis pada gusi dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke..
Sebagai contoh, tahun 2003 review sembilan studi sebelumnya menemukan bahwa orang dengan penyakit periodontal memiliki 19 persen peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan orang tanpa penyakit periodontal.
Alasan untuk
kasus ini belum jelas. Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa penyakit periodontal meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang pada gilirannya merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung. Orang lain telah menduga bahwa bakteri dari mulut mungkin menemukan jalan mereka ke dalam aliran darah, dan berkontribusi terhadap penumpukan plak di arteri. Sebuah penelitian tahun 2005 dari para peneliti di University of Florida bahkan menemukan bakteri mulut dalam plak arteri.
Namun, terlalu dini untuk mengatakan kesehatan mulut yang buruk benar-benar menyebabkan penyakit jantung . Dua kondisi berbagi beberapa faktor risiko , termasuk merokok , usia tua dan diabetes , yang mungkin menjelaskan mengapa mereka terjadi bersama-sama , menurut American Heart Association . Tahun lalu, AHA mengatakan tidak ada bukti bahwa penyakit gusi benar-benar menyebabkan penyakit jantung , atau bahwa perawatan gigi mencegah penyakit jantung.

Namun , untuk beberapa kondisi jantung, hubungan antara kesehatan mulut dan penyakit jantung lebih klop. Endokarditis, suatu kondisi yang melibatkan peradangan pada lapisan katup jantung , yang paling sering disebabkan oleh bakteri (termasuk bakteri mulut) yang memasuki aliran darah dan perjalanan ke jantung . Jika Anda memiliki kebersihan mulut yang buruk, kegiatan seperti menyikat gigi Anda mungkin merobek jaringan mulut dan memungkinkan bakteri memasuki aliran darah, menurut Mayo Clinic . Tapi kondisi ini jarang terjadi pada orang dengan jantung yang sehat.

Kesehatan Mulut Dan Kehamilan
Penelitian telah menghubungkan penyakit periodontal pada wanita hamil dengan peningkatan risiko kelahiran prematur . Meskipun penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa infeksi gusi menyebabkan kelahiran prematur , beberapa peneliti telah berspekulasi bahwa respon kekebalan terhadap infeksi tersebut dapat memicu persalinan prematur.

Namun , tampaknya mengobati penyakit periodontal tidak mengurangi risiko kelahiran dini.
Sebuah studi dari Australia tahun 2011 menemukan bahwa wanita dengan penyakit periodontal membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil dibandingkan mereka yang tanpa kondisi ini.

Radang Sendi Lutut
Sebuah penelitian di tahun 2012 menunjukkan bakteri mulut dapat menyebabkan beberapa kasus osteoartritis lutut dan rheumatoid arthritis. Para peneliti menguji cairan sinovial, yang ditemukan pada sendi dari 36 orang dengan radang sendi lutut . Lima dari pasien memiliki bakteri dalam cairan gusi mereka. Dua dari pasien, bakteri yang ditemukan dalam cairan sendi mempunyain persamaan genetis dengan bakteri yang ditemukan di mulut.

Bakteri pada sendi bisa memperburuk artritis, kata para peneliti. Namun, karena penelitian itu kecil, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan bahwa bakteri mulut dapat menyebabkan atau memperburuk artritis.

Penyakit Pernafasan
Bakteri dalam mulut juga dapat menemukan jalan mereka ke paru-paru jika seseorang bernafas dalam plak gigi, kata Ratcliffe. Hal ini dapat menyebabkan pneumonia atau penyakit pernafasan parah lainnya. Risiko untuk hal ini terjadi adalah tertinggi pada orang dengan kondisi yang mendasarinya, seperti kondisi yang membahayakan sistem kekebalan tubuh, katanya.

Bakteri di udara juga dapat memperburuk kondisi paru-paru kronis, seperti emfisema, menurut University of Maryland Medical Center.

Fakta penelitian medis tersebut memberikan pembuktian akan kebenaran agama dan risalah ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam hal pemilihan kayu siwak sebagai alat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut oleh Rasulullah bukan hanya sebagai bentuk kebetulan dan asal – asalan belaka.  Sebagaimana disebutkan dalam hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Saat ini telah banyak penelitian yang membuktikan jika kayu siwak sangat mumpuni untuk membersihkan dan menyehatkan mulut.

Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak
Hasil penelitian oleh Al-Lafi dan Ababneh (1995) terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
 ·  Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
 · Kandungan kimia, seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
·       Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
·   Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
·     Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

Menurut laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.

Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun dijelaskan manfaat siwak antara lain :
·       membersihkan mulut,
·       membersihkan gusi,
·       mencegah pendarahan
·       menguatkan penglihatan
·       mencegah gigi berlubang
·       menyehatkan pencernaan
·       menjernihkan suara
·       membantu pencernaan makanan
·       memperlancar saluran nafas (bicara)
·       menggiatkan bacaan
·       menahan tidur
·       meridhokan Allah Ta’ala
·       dikagumi malaikat

Sebuah penelitian pada 2004 membandingkan pembersihan gigi dengan siwak dan sikat gigi bercampur pasta gigi. Hasilnya, gigi lebih bersih bila dibersihkan dengan siwak.


Pada 1986 dan 2000, World Health Organization (WHO) menyarankan penggunaan siwak untuk membersihkan gigi. Salah seorang peneliti siwak, Ramli Mohammed Diabi, menghabiskan 17 tahun masa hidupnya hanya untuk meneliti kegunaan siwak.
Dia berpendapat, siwak juga berfungsi untuk menghilangkan efek kecanduan bagi perokok aktif. Siwak adalah ranting pohon Salvadora persica. Pohon itu juga disebut de ngan arak atau peelu. Di kalangan masyarakat Muslim, penggunaan siwak sangat popular karena hukumnya sunah.


Sebuah majalah Jerman memuat tulisan ilmuwan Rowdatt, rektor Institut Perkumanan pada Universitas Rostoc. Dalam tulisannya itu ia berkata, “Saya telah membaca tentang siwak yang digunakan Bangsa Arab sebagai sikat gigi. Seketika itu, saya mulai melakukan pengkajian. Penelitian ilmiah modern mengukuhkan bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan ggi, melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut dan gigi dari berbagai penyakit, bagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah kanker.” 


Dalam penelitian lain “Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pembentukan Plak Gigi - Effect Of Miswak (Salvadora Persica) Extract Solution On The Formation Of Dental Plaque” artikel karya tulis ilmiah yang disusun oleh Paramitha Adriyati Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Tahun 2011 dijelaskan jika plak dibentuk lapisan biofilm yang melekat erat pada permukaan gigi yang disebut pelikel. Pelikel dibentuk pertama kali oleh substansi saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, selanjutnya pelikel akan berikatan dengan glikoprotein enamel yang akan menjadi dasar perlekatan dan media tumbuh bagi bakteri antara lain S. Mutans dan S.Sanguinis.


Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 60 santri di Pondok Pesantren Qosim Al-Hadi, Mijen, Semarang, menunjukkan bahwa larutan ekstrak siwak pada kadar 5%, 10%, dan 25% dengan alkohol sebagai pelarut dapat menghambat pembentukan plak gigi. Hal ini ditunjukkan dengan skor plak pada ketiga kelompok perlakuan lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil ini ditunjang penelitian sebelumnya oleh Nadir Babay dan Khalid Almas yang menyatakan bahwa ekstrak siwak dengan alkohol sebagai pelarut dengan konsentrasi yang sama dapat menghilangkan pelikel lebih sempurna jika dibandingkan dengan ekstrak siwak yang menggunakan saline maupun aquadest sebagai pelarut.


Penelitian lain “Uji Antibakteri Siwak (Salvadora persica Linn.) terhadap Streptococcus mutans (ATC31987) dan Bacteroides melaninogenicus oleh Zaenab Jurusan Farmasi, FMIPA, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta 12620, Indonesia, , Mardiastuti HW dan VP Anny dari Departmen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta 10320, Indonesia serta B Logawa . Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Indonesia. Dalam penelitian ini dijelaskan Penyakit gigi dengan prevalensi tinggi di Indonesia dan di beberapa negara lain ialah periodontitis dan karies, yang sampai kini masih merupakan masalah kesehatan. Bakteri penyebab penyakit gigi ini antara lain Streptococcus mutans dan Bacteroides melaninogenicus.Kedua jenis bakteri ini dapat menjalar ke organ lain dan menyebabkan penyakit yang berakibat fatal.

Salvadora persica (pohon arak, siwak) sudah lama dipakai sebagai alat pembersih gigi di Timur Tengah, Afrika dan beberapa negara Asia lainnya. Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri ekstrak dan kristal siwak terhadap Streptococcus mutans dan Bacteroides melaninogenicus. Hasil penelitian ini mengungkapkan jika Siwak tidak hanya membersihkan gigi, juga memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi.

.

No comments:

Post a Comment