KEBERSIHAN
MULUT MEMPENGARUHI KESEHATAN ANDA
Islam sangat memperhatikan kebersihan
dan kesucian umatnya karena dua hal ini sangat berhubungan dengan nilai
pelaksanaan ibadah dan kesehatan umatnya. Salah satunya adalah menjaga
kebersihan mulut dengan bersikat gigi sebagaimana disebutkan dalam hadist, Rasulullah
saw bersabda : Jika aku tidak menjadikan
berat umatku, maka sungguh aku perintahkan bersiwak (menggosok gigi) setiap
hendak shalat”. (HR Bukhari).
Saat ini seruan tersebut bukanlah hanya
sebatas seruan agama semata namun telah terbukti melalui penelitian medis jika
masalah kebersihan dan kesehatan mulut bisa menjadi gejala bagi penyakit lain
seperti diabetes, penyakit jantung, kelahiran prematur dan bahkan radang sendi
lutut sebagaimana disebutkan dalam artikel ilmiah “How Oral Hygiene Affects the Rest of You” yang
dipublikasikan oleh Rachael Rettner, Senior Writer dalam situs www.livescience.com.
"
Mulut adalah portal ke seluruh tubuh , " kata Dr Donald Ratcliffe , ketua
departemen kedokteran gigi di Staten Island University Hospital di New York .
Penelitian menunjukkan jika ada hubungan antara bakteri - dan peradangan yang disebabkan
oleh bakteri di dalam mulut dengan banyak penyakit lainnya , " katanya .
Berikut
beberapa alasan kenapa
kebersihan mulut berhubungan dengan seluruh kesehatan
tubuh kita
Diabetes
Salah
satu komplikasi diabetes adalah penyakit gusi . Diabetes dapat berubah dalam pembuluh
darah dengan cara yang mengganggu aliran darah , yang pada gilirannya ,
melemahkan gusi dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi , menurut Ohio
State University Medical Center . Diabetes juga meningkatkan kadar gula darah ,
dan jika kenaikan ini tidak dikelola dengan baik , kadar glukosa yang tinggi
dalam mulut dapat mendorong pertumbuhan bakteri .
Sebuah studi 2011 menemukan bahwa dokter gigi bisa mengidentifikasi orang
dengan diabetes 73 persen dari waktu hanya berdasarkan hitungan gigi hilang dan
pemeriksaan bukaan abnormal antara gigi dan gusi . Jika dokter gigi mencocokan
dengan hasil dari tes darah , akurasi
meningkat menjadi 92 persen .
Lebih dari 7 juta orang dengan diabetes tidak tahu mereka memilikinya , dan
dokter gigi dapat memainkan peran dalam mengidentifikasi orang-orang dengan
penyakit ini.
Heart disease atau
penyakit jantung
Beberapa
penelitian telah menghubungkan penyakit periodontal yang merupakan infeksi
bakteri kronis pada gusi dengan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke..
Sebagai contoh, tahun 2003 review sembilan studi sebelumnya menemukan bahwa
orang dengan penyakit periodontal memiliki 19 persen peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan orang tanpa penyakit periodontal.
Alasan untuk kasus ini belum jelas. Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa penyakit periodontal
meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang pada gilirannya merupakan faktor
risiko untuk penyakit jantung. Orang lain telah menduga bahwa bakteri dari
mulut mungkin menemukan jalan mereka ke dalam aliran darah, dan berkontribusi
terhadap penumpukan plak di arteri. Sebuah penelitian tahun 2005 dari para peneliti di University of Florida bahkan
menemukan bakteri mulut dalam plak arteri.
Namun, terlalu dini untuk mengatakan kesehatan mulut yang buruk benar-benar
menyebabkan penyakit jantung . Dua kondisi berbagi beberapa faktor risiko ,
termasuk merokok , usia tua dan diabetes , yang mungkin menjelaskan mengapa
mereka terjadi bersama-sama , menurut American Heart Association . Tahun lalu,
AHA mengatakan tidak ada bukti bahwa penyakit gusi benar-benar menyebabkan
penyakit jantung , atau bahwa perawatan gigi mencegah penyakit jantung.
Namun ,
untuk beberapa kondisi jantung, hubungan antara kesehatan mulut dan penyakit
jantung lebih klop.
Endokarditis, suatu kondisi yang melibatkan peradangan pada lapisan katup
jantung , yang paling sering disebabkan oleh bakteri (termasuk bakteri mulut) yang memasuki aliran darah dan perjalanan ke jantung .
Jika Anda memiliki kebersihan mulut yang buruk, kegiatan seperti menyikat gigi
Anda mungkin merobek jaringan mulut dan memungkinkan bakteri memasuki aliran
darah, menurut Mayo Clinic . Tapi kondisi ini jarang terjadi pada orang dengan jantung yang sehat.
Kesehatan Mulut Dan Kehamilan
Penelitian
telah menghubungkan penyakit periodontal pada wanita hamil dengan peningkatan
risiko kelahiran prematur . Meskipun penelitian ini tidak dapat membuktikan
bahwa infeksi gusi menyebabkan kelahiran prematur , beberapa peneliti telah
berspekulasi bahwa respon kekebalan terhadap infeksi tersebut dapat memicu
persalinan prematur.
Namun , tampaknya mengobati penyakit periodontal tidak mengurangi risiko
kelahiran dini. Sebuah
studi dari Australia tahun 2011 menemukan bahwa wanita dengan penyakit periodontal membutuhkan waktu
lebih lama untuk hamil dibandingkan mereka yang tanpa kondisi ini.
Radang Sendi Lutut
Sebuah penelitian
di tahun 2012 menunjukkan bakteri
mulut dapat menyebabkan beberapa kasus osteoartritis lutut dan rheumatoid
arthritis. Para peneliti menguji cairan sinovial, yang ditemukan pada sendi
dari 36 orang dengan radang sendi lutut . Lima dari pasien memiliki bakteri
dalam cairan gusi mereka. Dua dari pasien, bakteri yang ditemukan dalam cairan sendi mempunyain
persamaan genetis dengan
bakteri yang ditemukan di mulut.
Bakteri
pada sendi bisa memperburuk artritis, kata para peneliti. Namun, karena
penelitian itu kecil, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan
bahwa bakteri mulut dapat menyebabkan atau memperburuk artritis.
Penyakit Pernafasan
Bakteri
dalam mulut juga dapat menemukan jalan mereka ke paru-paru jika seseorang
bernafas dalam plak gigi, kata Ratcliffe. Hal ini dapat menyebabkan pneumonia
atau penyakit pernafasan parah lainnya. Risiko untuk hal ini terjadi adalah
tertinggi pada orang dengan kondisi yang mendasarinya, seperti kondisi yang
membahayakan sistem kekebalan tubuh, katanya.
Bakteri
di udara juga dapat memperburuk kondisi paru-paru kronis, seperti emfisema,
menurut University of Maryland Medical Center.
Fakta penelitian medis tersebut memberikan pembuktian
akan kebenaran agama dan risalah ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad
SAW. Dalam hal pemilihan kayu siwak sebagai alat untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan mulut oleh Rasulullah bukan hanya sebagai bentuk kebetulan dan asal –
asalan belaka. Sebagaimana disebutkan
dalam hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda : “Siwak adalah
pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Saat ini
telah banyak penelitian yang membuktikan jika kayu siwak sangat mumpuni untuk
membersihkan dan menyehatkan mulut.
Kandungan
Kimia Batang Kayu Siwak
Hasil
penelitian oleh Al-Lafi dan Ababneh (1995) terhadap kayu siwak menunjukkan
bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri,
menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
· Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan
detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan
pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas
dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang
merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
· Kandungan kimia, seperti Klorida, Pottasium,
Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine,
Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk
membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini
sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
·
Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang
segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
· Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan
radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara
premature.
· Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang
menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu
siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva
merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Menurut
laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan
semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin
dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990)
ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat
bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C
membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk
menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai
penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya
yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah
terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya
terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.
Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi)
yang disusun dijelaskan manfaat siwak antara lain :
·
membersihkan mulut,
·
membersihkan gusi,
·
mencegah pendarahan
·
menguatkan penglihatan
·
mencegah gigi berlubang
·
menyehatkan pencernaan
·
menjernihkan suara
·
membantu pencernaan makanan
·
memperlancar saluran nafas (bicara)
·
menggiatkan bacaan
·
menahan tidur
·
meridhokan Allah Ta’ala
·
dikagumi malaikat
Sebuah penelitian pada 2004
membandingkan pembersihan gigi dengan siwak dan sikat gigi bercampur pasta
gigi. Hasilnya, gigi lebih bersih bila dibersihkan dengan siwak.
Pada 1986 dan 2000, World Health
Organization (WHO) menyarankan penggunaan siwak untuk membersihkan gigi. Salah
seorang peneliti siwak, Ramli Mohammed Diabi, menghabiskan 17 tahun masa
hidupnya hanya untuk meneliti kegunaan siwak.
Dia berpendapat, siwak juga
berfungsi untuk menghilangkan efek kecanduan bagi perokok aktif. Siwak adalah
ranting pohon Salvadora persica. Pohon itu juga disebut de ngan arak atau
peelu. Di kalangan masyarakat Muslim, penggunaan siwak sangat popular karena
hukumnya sunah.
Sebuah majalah Jerman memuat tulisan
ilmuwan Rowdatt, rektor Institut Perkumanan pada Universitas Rostoc. Dalam
tulisannya itu ia berkata, “Saya telah membaca tentang siwak yang digunakan
Bangsa Arab sebagai sikat gigi. Seketika itu, saya mulai melakukan pengkajian.
Penelitian ilmiah modern mengukuhkan bahwa siwak mengandung zat yang melawan
pembusukan, zat pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan ggi,
melindungi gigi dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan
pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut dan gigi dari berbagai
penyakit, bagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki manfaat mencegah
kanker.”
Dalam penelitian lain “Pengaruh
Pemberian Larutan Ekstrak Siwak (Salvadora Persica) Terhadap Pembentukan Plak
Gigi - Effect Of Miswak (Salvadora Persica) Extract Solution On The Formation
Of Dental Plaque” artikel karya tulis ilmiah yang disusun oleh Paramitha
Adriyati Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Tahun 2011 dijelaskan jika plak dibentuk lapisan biofilm yang
melekat erat pada permukaan gigi yang disebut pelikel. Pelikel dibentuk pertama
kali oleh substansi saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, selanjutnya
pelikel akan berikatan dengan glikoprotein enamel yang akan menjadi dasar
perlekatan dan media tumbuh bagi bakteri antara lain S. Mutans dan S.Sanguinis.
Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 60
santri di Pondok Pesantren Qosim Al-Hadi, Mijen, Semarang, menunjukkan bahwa
larutan ekstrak siwak pada kadar 5%, 10%, dan 25% dengan alkohol sebagai
pelarut dapat menghambat pembentukan plak gigi. Hal ini ditunjukkan dengan skor
plak pada ketiga kelompok perlakuan lebih rendah jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Hasil ini ditunjang penelitian sebelumnya oleh Nadir Babay
dan Khalid Almas yang menyatakan bahwa ekstrak siwak dengan alkohol sebagai
pelarut dengan konsentrasi yang sama dapat menghilangkan pelikel lebih sempurna
jika dibandingkan dengan ekstrak siwak yang menggunakan saline maupun aquadest sebagai
pelarut.
Penelitian lain “Uji Antibakteri Siwak (Salvadora
persica Linn.) terhadap Streptococcus mutans (ATC31987) dan Bacteroides
melaninogenicus oleh Zaenab Jurusan Farmasi, FMIPA, Institut Sains dan
Teknologi Nasional, Jakarta 12620, Indonesia, , Mardiastuti HW dan VP Anny dari
Departmen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta
10320, Indonesia serta B Logawa . Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta,
Indonesia. Dalam penelitian ini dijelaskan Penyakit gigi dengan prevalensi
tinggi di Indonesia dan di beberapa negara lain ialah periodontitis dan karies,
yang sampai kini masih merupakan masalah kesehatan. Bakteri penyebab penyakit
gigi ini antara lain Streptococcus mutans dan Bacteroides melaninogenicus.Kedua
jenis bakteri ini dapat menjalar ke organ lain dan menyebabkan penyakit yang berakibat
fatal.
Salvadora persica (pohon arak, siwak) sudah lama dipakai
sebagai alat pembersih gigi di Timur Tengah, Afrika dan beberapa negara Asia
lainnya. Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri ekstrak dan kristal
siwak terhadap Streptococcus mutans dan Bacteroides melaninogenicus. Hasil
penelitian ini mengungkapkan jika Siwak tidak hanya membersihkan gigi, juga
memiliki daya antibakteri terhadap beberapa bakteri penyebab penyakit gigi.
.