Monday, 16 February 2015

MOU MOBIL NASIONAL INDONESIA DENGAN PABRIKAN PROTON MALAYSIA AKAN MEMPERBURUK PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

MOU MOBIL NASIONAL INDONESIA DENGAN PABRIKAN PROTON MALAYSIA AKAN MEMPERBURUK PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

Di awal tahun 2015 Pemerintahan Jokowi kembali memberikan banyak kejutan bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari penurunan kembali harga premium yang semula dinaikkan menjadi Rp. 8.700,- kini menjadi Rp. 6.700,- dan solar yang sebelumnya mengalami kenaikan harga Rp 8.500,- kini menjadi Rp. 6.500,-. Meskipun sayangnya penurunan kembali harga dua jenis BB mini tidak langsung serta merta diikuti oleh penurunan harga barang – barang lain terutama harga sembako dipasaran. Kejutan lainnya adalah bentrok antara KPK dengan Polri terkait rencana pelantikan calon Kapolri Budi Gunawan sebagai Kapolri yang sampai saat ini belum ditindaklanjuti secara tegas dan lugas oleh Pemerintahan Jokowi.

Kejutan lain yang tidak kalah menariknya adalah rencana kerja sama Pemerintahan Jokowi untuk mengadakan kerjasama pembuatan Mobil Nasional dengan pabrikan mobil Proton milik Negara tetangga kita yakni Malaysia. Program kerja sama pemerintah yang satu ini juga menuai banyak protes karena Pemerintahan Jokowi terkesan seperti lupa akan janjinya  untuk memajukan industry dalam negeri dengan memanfaatkan potensi SDA dan SDM yang ada dalam negeri sendiri.

mobil produksi Proton
Mobil Made In Proton




Secara gambaran kasar mobil nasional yang akan diproduksi oleh Pabrikan Proton nantinya secara teknologi masih hampir sama dengan pabrikan mobil lainnya yang telah beredar dipasaran. Yakni sama – sama menggunakan bahan bakar fosil. Dibandingkan dengan mobil – mobil modern yang dirancang oleh Putra – Putri Indonesia sendiri yang telah banyak menggunakan Bahan Bakar Listrik ataupun memakai system solar cell. Calon mobil nasional ini tidak banyak memberikan solusi terhadap permasalahan transportasi di Indonesia nantinya. Seperti halnya macet, polusi hingga permasalahan BBM.

Jika rencana kerjasama pengadaan mobil nasional ini terlaksana maka permasalahan transportasi di Indonesia akan semakain sulit dikendalikan. Bahkan akan muncul permasalahan baru yakni penurunan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia karena peningkatan Polusi udara dan Polusi suara di Indonesia.  

Padahal Sebagaimana hasil penilitian terbaru sebagaimana ditulis dalam artikel ilmiah di www.sciencenews.org/article/stoplights-are-hot-spots-airborne-pollution diungkapkan jika konsentrasi gas polutan 29 kali lebih tinggi di area saat lampu lalu lintas merah. Karena disaat tersebut semua kendaraan berkumpul secara bersama – sama dalam kondisi mesin kendaraan menyala, menunggu lampu lalu lintas menjadi hijau yang berarti kendaraan diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan. Meskipun lamanya mereka menunggu tidak lebih dari 15 menit.

Sekarang kita bayangkan berapa kali lipat lagi kenaikan konsentrasi polutan di area dimana kemacetan yang biasa terjadi di kota – kota besar seperti halnya di Jakarta, Bogor, Bandung dan Surabaya misalnya. Kita bayangkan berapa ppm gas polutan yang terpapar kepada tubuh kita saat kemacetan terjadi. Dan pada akhirnya akan meningkatkan permasalahan kesehatan kita berlipat – lipat seperti peningkatan resiko penyakit paru – paru, kanker, penyakit pernafasan dan penyakit lain yang disebabkan oleh emisi gas buangan dan radikal bebas dari polusi kendaraan serta peningkatan tingkat stress masyarakat Indonesia karena peningkatan polusi suara akibat kebisingan yang terjadi.

Sehingga jika rencana kerjasama ini terlaksana dengan hanya ditinjau dari segi pembicaraan bisnis to bisnis tanpa ditinjau secara detail dan mendalam dari segala aspek maka masyarakat Indonesia akan menghadapi permasalahan kesehatan lingkungan yang serius.
mobil litrik karya Putra _ Putri Indonesia


Tentunya akan lebih bijak dan lebih smart bagi Pemerintahan Jokowi untuk mengembangkan potensi baik SDA dan SDM serta teknologi dalam negeri sendiri dalam meningkatkan industry dalam negeri daripada rencana pembuatan mobil nasional dengan pabrikan Proton Malaysia. Dan akan menjadi sangat nista jika Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Negara Malaysia hanya sekedar membicarakan kegiatan bisnis to bisnis antara Perusahaan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan pabrikan Proton

1 comment:

  1. wah rupanya indonesia punya mobil listrik sendiri,dan ternyata anak indonesia yang buat..
    saludddd

    terima kasih sudah share ini informasi.
    kunjungi balik blog saya OM.

    Http://syaikal.blogspot.com

    ReplyDelete