Penggunaan Fly Ash sebagai Bahan
Geopolimer
Geopolimer merupakan polimer anorganik berasal
dari sintesis senyawa alumino-silikat yang diaktifasi oleh larutan alkalin kuat
(Nicholson, 2005). Proses sintesis geopolimer dikenal dengan istilah
geopolimerisasi. Reaksi geopolimerisasi adalah eksotermis , berlangsung pada
tekanan 1 Atm, dan pada temperatur rendah (dibawah 100 0c) (Panias, 2006). Pada
dasarnya struktur geopolimer hampir sama dengan zeolit, keduanya mengandung
kerangka Si-O-Al. Namun, terdapat perbedaan utama yang membedakan struktur
zeolit dan geopolimer yaitu geopolimer cenderung amorf. Geopolimer sebagai
material yang relative baru sangat potensial untuk menggantikan semen Portland
terutama dalam aplikasinya sebagai bahan dasar pembuatan beton.
Geopolimer
sebagai material yang relatif baru sangat potensial untuk menggantikan semen
portland terutama dalam aplikasinya sebagai bahan dasar pembuatan beton. Hal
ini dikarenakan geopolimer memiliki mechanical properties yang bagus yaitu
memiliki kuat tekan tinggi (lebih dari 100 Mpa), tahan terhadap panas (lebih
dari 1400 C) dan tidak meleleh serta ramah lingkungan (Xu and van Deventer,
2002). Geopolimer dapat disintesis dari bahan baku Fly ash, berasal dari abu
pembakaran batu bara.
Penelitian
tentang pemanfaatan fly ash sebagai starting material dari geoplimer telah
banyak dilakukan. Diantaranya dengan menggunakan fly ash dari PLTU dari PT
Semen Gresik yang dilakukan oleh Arik Alfiah, S.Si. Hasil sintesis geopolimer
dengan menggunakan fly ash dari PLTU PT Semen Gresik dapat menghasilkan kuat
tekan hingga 106,69 MPa.
Dari
hasil penelitian ini memberikan alternatif lain bagi kita untuk menghasilkan
bahan beton dengan bahan yang relatif murah dan ramah lingkungan.
No comments:
Post a Comment