Monday, 24 September 2012

MENGAMBIL PELAJARAN DARI PILKADA DKI JAKARTA TAHUN 2012 UNTUK MENYONGSONG PILKADA KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2012



MENGAMBIL PELAJARAN DARI PILKADA DKI JAKARTA TAHUN 2012
UNTUK
MENYONGSONG PILKADA KABUPATEN SAMPANG TAHUN 2012

Pesta demokrasi / PILKADA Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2012 – 2017 putaran kedua telah selesai dilaksanakan hari Kamis tanggal 20 September 2012. Secara umum pelaksanaannya berjalan lancar meskipun dalam prosesnya dtemui riak – riak persaingan yang sengit antara kedua pasangan calon gubernur yang berpartisipasi ( pasangan Jokowi – Ahok dan pasangan Foke – Nara). Namun semua itu masih dalam tataran yang wajar terjadi dalam pesta demokrasi.
Hasilnya secara quick count oleh beberapa badan survey, pasangan Jokowi – Ahok dinyatakan sebagai pemenang dengan kisaran perolehan suara sebesar 52,91%. Perolehan suara Jokowi – Ahok unggul dari perolehan suara Foke – Nara yang hanya sebesar 47,09 %. Kemenangan Jokowi – Ahok terkesan fenomenal, mengingat partai pengusung Jokowi – Ahok hanya 2 Partai yakni Partai Gerindra dan PDIP ketimbang dari pihak lawan  yang didukung oleh lebih banyak partai politik. Jadi jelas bahwa faktor kemenangan Jokowi – Ahok adal pencitraan diri yang positif menuju perubahan DKI Jakarta
Gerakan perubahan yang ditawarkan oleh Jokowi – Ahok lebih ditekankan pada perubahan sistem tatanan pemerintahan maupun tatanan kota menuju DKI Jakarta yang lebih baik bukannya melalui kalimat – kalimat retorika ataupun janji – janji tanpa ada parameter keberhasilan yang dapat terukur secara pasti.
Terlepas dari proses pilkada DKI Jakarta, pada tahun yang sama atau lebih tepatnya pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012 pemerintah Kabupaten Sampang juga akan melaksanakan pilkada untuk menentukan Bupati Sampang terpilih untuk periode 2013 – 2018. Semoga pesta demokrasi di Sampang ini juga bisa terlaksana dengan baik sebagaimana yang telah dilaksanakan di DKI Jakarta.
Namun selain harapan tersebut, yang paling penting adalah “Mampukah Kita mengambil pelajaran pemilukada di DKI Jakarta, sebagai modal untuk menyongsong pemilukada di Kab. Sampang”.
Kita sebagai pemilih harus mampu menganalisa calon – calon bupati yang mana yang mempunyai visi misi yang mampu di uaraikan dalam bentuk program kerja yang jelas dan terukur keberhasilannya atau yang hanya sekedar visi misi yang tidak lebih sebagai selogan dan retorika saja. Kita juga harus bisa menganalisa calon – calon bupati yang mana yang memiliki kemampuan managerial yang baik sehingga mampu menciptakan sistem pemerintahan dan sistem pelayanan publik yang baik (rinci, jelas dan terukur parameter keberhasilannya).
Sehingga harapannya Kabupaten Sampang menjadi lebih baik, ditandai dengan adanya peningkatan kesejahteraan dan indeks pembangunan manusia (IPM) masyarakat Sampang.
Dilain pihak kita sebagai calon – calon bupati terpilih hendaknya mampu merubah cara – cara kampanye yang sudah out of date, seperti berkampanye hanya sebatas memaparkan kata – kata retorika maupun hanya sekedar menggaungkan rangkaian kata – kata yang merupakan plesetan dari nama – nama pasangan calon bupati dan calon wakil bupati. Apalagi berkampanye dengan cara – cara yang kurang terpuji seperti money politics misalnya.
Mari kita berkampanye dengan cara – cara yang lebih KREATIF, TERTIB dan SANTUN “Tanpa Harus Menimbulkan Kemacetan Maupun Keramaian Lain Yang Mengganggu Masyarakat”. Mari kita berkampanye dengan cara – cara yang MENDIDIK masyarakat, melalui diskusi atau seminar misalnya. Mari kita berkampanye yang SEHAT seperti menghimbau masyarakat untuk mencintai kebersihan maupun melalui gerakan penghijauan misalnya.
Melalui sedikit pembelajaran ini harapannya Sampang akan lebih baik dan sejahtera kedepannya.

No comments:

Post a Comment