Tuesday, 25 March 2014

Ayo Berhenti Merokok dan Rasakan Manfaatnya pada Kesehatan Mental Anda

Ayo Berhenti Merokok
dan
Rasakan Manfaatnya pada Kesehatan Mental Anda


Tulisan ini bersumber pada artikel ilmiah “Quitting Smoking May Bring Mental Health Benefits” yang ditulis oleh Rachael Rettner , Writer Senior dalam website www.livescience.com pada 13 Februari 2014. Semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi bagi para perokok untuk hidup yang lebih baik dan sehat dengan berhenti merokok.    

Berhenti merokok diketahui memiliki manfaat bagi kesehatan fisik , termasuk penurunan risiko kanker dan penyakit jantung , tapi studi baru menunjukkan bahwa berhenti merokok juga dapat meningkatkan kesehatan mental. Dalam studi tersebut , peneliti meninjau informasi dari 26 studi sebelumnya , dan menemukan bahwa orang yang berhenti merokok mengalami penurunan dalam perasaan depresi, kecemasan dan stres serta peningkatan suasana hati dan kualitas hidup yang positif setelah mereka berhenti, dibandingkan dengan mereka yang terus merokok . Temuan ini juga berlaku untuk orang-orang dalam populasi umum serta orang-orang dengan gangguan kesehatan mental.

Temuan ini bertentangan dengan asumsi luas bahwa merokok adalah baik untuk kesehatan mental : banyak perokok terus merokok karena mereka merasa bahwa kebiasaan meredakan perasaan depresi , kecemasan dan stres , dan membantu mereka rileks. Akan tetapi studi ini tidak dapat membuktikan hubungan sebab -akibat antara berhenti merokok dan peningkatan kesehatan mental. Menurut para peneliti  kesehatan mental akan mulai tampak membaik setelah enam minggu berhenti merokok.

Thursday, 20 March 2014

Mencegah Pengaruh Buruk TV dan Penggunaan Gadget oleh Anak

Mencegah Pengaruh Buruk TV dan Penggunaan Gadget oleh Anak




Sebagai orang tua kita sering dengan sengaja maupun tidak, membiarkan anak – anak kita memanfaatkan fasilitas – fasilitas hiburan atau game seperti TV ataupun gadget elektronik lainnya. Mungkin awalnya kita hanya bertujuan untuk mengenalkan pada anak – anak kita tentang teknologi canggih saat ini. Namun tanpa kita sadari jika penggunaan atau pemanfaatan TV atau gadget elektronik lainnya memberikan dampak negative bagi anak kita. Sebagaimana dipaparkan dalam sebuah artikel ilmiah “Kids' Electronic Media Use Linked with Poorer Well-Being” oleh Rachael Rettner, Senior Writer dari situs www.livescience.com edisi 17 Maret 2014.



Dalam artikel ini digambarkan jika jumlah waktu anak-anak menghabiskan menonton TV atau bermain i kesejahteraan mereka pada anak usia dini , termasuk faktor-faktor kesehatan mental seperti resiko mereka untuk masalah emosional , sebuah studi baru dari Eropa menunjukkan, untuk anak perempuan dalam penelitian ini, setiap jam tambahan dihabiskan bermain game elektronik atau menggunakan komputer pada hari kerja pada usia 4 tahun dikaitkan dengan peningkatan dua kali lipat dalam risiko masalah emosional pada usia 6 tahun. Sedangkan untuk kedua anak laki-laki dan perempuan, setiap jam tambahan menonton TV pada hari kerja dikaitkan dengan peningkatan risiko keluarga miskin dikarenakan anak anak akan cnderung tidak bergaul dengan baik dengan orang tua. 

          Namun, studi ini tidak melihat apakah orang tua menonton TV dengan anak-anak mereka , dan tidak mempertimbangkan isi dari TV dan permainan elektronik anak-anak bermain , yang semuanya bisa mempengaruhi hasil.

Para ahli mengatakan bahwa pemantauan orangtua media penggunaan anak-anak dapat membantu mengurangi beberapa hasil yang merugikan dilihat dalam hal ini dan penelitian lain , kata Dr Daniel Coury , spesialis perilaku di Rumah Sakit Anak Nationwide, yang tidak terlibat dalam penelitian ini ."Orang tua harus terlibat dengan pemantauan media bahwa anak-anak mereka menonton" kata Coury . Misalnya, jika anak-anak diijinkan untuk menonton TV , orang tua harus mencoba untuk menonton dengan mereka sehingga mereka dapat menempatkan menunjukkan dalam konteks dan pastikan konten yang sesuai untuk usia anak, kata Coury .

Selain itu, American Academy of Pediatrics merekomendasikan anak-anak membatasi waktu layar (jam dihabiskan di depan TV , komputer atau layar lainnya untuk tujuan rekreasi) tidak lebih dari dua jam per hari . (Dan TV tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 2 .)

Sebuah studi kedua yang diterbitkan dalam jurnal yang sama menunjukkan bahwa pemantauan orang tua dari penggunaan media anak mereka dapat membantu mengurangi risiko obesitas sehingga sering dikaitkan dengan kegiatan seperti menonton TV .

Oleh karena itu dari uraian diatas kita sebagai orang tua tetap wajib mengatur  lama waktu penggunaan gadget elektronik oleh anak – anak kita. Hal ini untuk tetap memberikan porsi aktivitas fisik anak dan proses sosialisasi anak dengan teman sebayanya  maupun lingkungan sekitarnya. Selain itu kita juga harus selalu memantau dan mendampingi anak – anak kita saat mereka memanfaatkan gadget – gadget elektronik. Hal ini agar proses pendidikan dan pendampingan orang tua terhadap anak tetap terlaksana dengan baik. Sehingga sebagai hasil akhir kita tetap memberikan hal terbaik bagi anak kita.








Wednesday, 19 March 2014

Alasan Ilmiah Rasulullah Tidak pernah menyarankan wanita untuk Ber KB

Alasan Ilmiah
Rasulullah Tidak pernah menyarankan wanita untuk Ber KB

Rasulullah selama mendakwahkan Islam kepada seluruh umat manusia tidak pernah menganjurkan bagi manusia agar membatasi jumlah kelahiran atau jumlah anak. Bahkan Rasulullah mengisyarakat jika beliau sangat berbangga jika jumlah muslim yang besar, salah satunya melalui jalan keturunan. Sebagaimana hadist Rasul berikut
 “Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.” (HR Abu Dawud: 2052, dishahihkan Al Albany dalam Jami As-Shahih: 5251)

Dalam Islam, anak adalah karunia yang dianugerahkan ALLAH SWT kepada hambaNYa. Karena kehadiran mereka dalam suatu keluarga adalah nikmat. Anak dapat berperan sebagai pengikat yang kuat bagi sebuah mahligai pernikahan. Bahkan seorang anak akan menjadi jalan bagi orang tuanya mencapai kebahagiaan dunia (kecukupan rizki di dunia) dan kebahagiaan akherat (masuk surga). Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh seorang manusia akan ditinggikan derajatnya di surga (kelak), maka dia bertanya: Bagaimana aku bisa mencapai semua ini? Maka dikatakan padanya: (Ini semua) disebabkan istigfar (permohonan ampun kepada Allah yang selalu diucapkan oleh) anakmu untukmu.” (Kitab al-Maudhuuaat (2/281), al-’Ilal mutanaahiyah (2/636) keduanya tulisan imam Ibnul Jauzi, dan Silsilatul Ahaaditsidh Dha’iifah” (no. 3580). Karena menurut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Jika seorang anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang berdoa untuknya.” (HR Muslim).

            Allah pun berfirman dalam AlQuran “Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An’am [6]: 151). Oleh karena itu tidak ada alasan lagi bagi kita untuk takut atau menunda – nunda mempunyai anak. Karena selama kita bias mendidik anak kita sehingga menjadi anak yang sholeh dan sholehah maka sesungguhnya hal itu adala anugerah ALLAH SWT yang sangat besar.

Namun di Zaman modern ini banyak sekali tuntunan pemerintah dan Zaman yang sudah menyalahi ajaran Islam namun dipaksakan dengan berbagai  alasan duniawi yang belum tentu telah dikaji secara mendalam dan ilmiah mengenai dampaknya bagi manusia. Salah satunya Penggalakan Program KB. Yakni program pembatasan jumlah anak atau kelahiran seorang anak yang dibatasi hingga anak ke – 2 (dua).

Padahal secara fakta ilmiah terkini disampaikan jika semakin banyak anak yang dilahirkan oleh seorang Ibu maka hal itu akan mengurangi resiko kanker bagi ibu. Sebagaimana disampaikan Rachael Rettner dalam artikel ilmiah “Women who give birth to 10 or more children may have a reduced risk of cancer, a new study from Finland suggests “ yang dimuat dalam situs www.livescience.com pada 7 Maret 2014.

Dalam penelitian tersebut dipaparkan jika wanita yang melahirkan bayi lebih dari 10 kali maka akan memiliki penurunan resiko untuk mengidap kanker terutama berasal dari tingkat penurunan kanker payudara dan kanker ginekologi termasuk ovarium dan kanker endometrium (kanker pada lapisan rahim). Hal ini karena Ini mungkin karena proses kehamilan menghentikan siklus menstruasi sehingga sel-sel payudara pada wanita yang memiliki banyak kehamilan menjadi sangat kurang terpapar hormon estrogen. Menurut American Cancer Society, paparan estrogen diduga meningkatkan risiko kanker payudara. Dilain sisi saat proses kehamilan juga terjadi penghentian ovulasi dan perubahan siklus hormon penyebab ovulasi, hal ini mungkin juga memainkan peran dalam mengurangi risiko kanker ovarium dan endometrium.

Dari uraian tersebut semakin mantaplah keimanan kita pada Islam. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam setiap dakwahnya selalu berdasarkan wahyu Ilahi yang dapat dipastikan dan diyakini kebenarannya.