Tuesday, 11 December 2012

DON’T VOTE FOR THE ROBBER

DON’T VOTE FOR THE ROBBER


Indonesia akhir – akhir ini diterpa banyak masalah. Bukan masalha krisis ekonomi namun masalah korupsi yang mulai terkuak sedikit demi sedikit. Satu per satu pejabat negara mulai memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mempertanggungjawabkan tindak tanduk KKN yang dilakukannya. Besar harapan masyarakat terhadap kinerja KKN. Masyarakat berharap kinerjanya mulai membaik semenjak Pimpinan KPK (Antasari) diterpa masalah kriminal.

Namun disisi lain juga muncul berbagai pertanyaan kenapa negara ini belum juga beres berbenah dari masalah KKN setelah lebih dari 10 tahun melakukan reformasi. Siapakah yang salah? Pemerintahannya kah atau  pejabatnya yang bersalah? Bukan mereka yang salah. Kita rakyat Indonesia lah yang salah. Salah karena keliru menentukan pilihan. Salah karena cuek terhadap kualitas pimpinan kita. Salah karena tidak mau tahu terhadap tindak tanduk pejabat pemerintahan kita yang memperkaya diri dengan uang negara.

Kita sebagai rakyat dengan mudah dan sederhananya menggunakan alasan kemiskinan kita untuk mau dibeli hak pilih kita oleh calon pimpinan kita dan oleh partai politik. Kita sebagai rakyat dengan gampangnya menggunakan alasan keluguan dan kebodohan kita, untuk mau dibayar dengan sepeser uang guna mendukung pasangan calon pemimpin negara dan pemimpin daerah kita.

Padahal kemiskinan kita mayoritas hanya sebatas ketidak mampuan memenuhi kebutuhan perut secara layak. Masih jauh bebeda dengan kondisi rakyat kita pada era penjajahan, mereka tidak hanya melarat dalam hal pemenuhan kebutuhan perut namun juga dari hal kebebasan untuk hidup.

Tanpa kita sadari saat kita menjual hak pilih kita berarti kita juga menggadaikan nasib anak – anak kita. Tanpa kita waspadai bahwa saat kita menjual hak suara kita berarti kita telah memperkosa kebebasan kita. Tanpa kita sadari pula bahwa uang yang kita dapatkan dari menjual hak suara kita sebenarnya berasal dari uang rakyat sendiri yang sebenarnya jika digunakan untuk membangun negara atau daerah kitamampu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia beberapa dekade pemerintahan kedepan.

Ternyata kita hanya dikubuli. Kita dibeli dengan uang yang nota bene adalah uang kita sendiri. Karena kita tidak mau belajar dan mengamati sejarah jika sebenarnya “SETIAP CALON PIMPINAN YANG MEMBELI SUARA KITA, SEBENARNYA MEREKA JUGA TELAH BERSIAP MENCURI DAN BAHKAN MERAMPOK KEKAYAAN KITA” .

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mulai berbenah dan introspeksi diri tentang sepak terjang kita selama ini. Penting bagi kita untuk kembali memperkuat dasar –d asar agama kita guna membentengi diri kita dari usaha jual beli hak suara ini. Karena korupsi tidak akan pernah bisa tuntas jika hanya diserahkan kepada KPK. Semua ini adalah tanggung jawab kita.

No comments:

Post a Comment