Thursday, 22 February 2018

PayTren


PayTren adalah aplikasi transaksi mobile untuk berbagai jenis pembayaran dan pembelian yang memberikan berbagai manfaat dan keuntungan dari setiap bertransaksi. Sistem PayTren dirancang dengan mengutamakan layanan kemudahan, keamanan dan kenyamanan untuk para penggunanya. Saat ini PayTren dapat digunakan pada semua jenis smartphone yang berbasis Android dan iOS dan akan terus dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi digital.
Mudah dan Efisien
Cukup dengan satu aplikasi dalam satu genggaman, seluruh tagihan dapat dilakukan secara cepat.
Keuntungan Transaksi
Semakin sering bertransaksi, semakin banyak cashback yang didapatkan.
Perkaya Wawasan dan Imajinasi
Selain memberikan layanan bertransaksi, PayTren senantiasa berbagi aspirasi untuk selalu menginspirasi dan memperkaya imajinasi.
PayTren dapat melakukan berbagai jenis pembayaran mulai dari pembelian pulsa telepon selular, hingga pembelian tiket pesawat, kereta api dan masih banyak lagi.
PayTren juga bekerjasama dengan berbagai merchant untuk memudahkan Anda berbelanja dan menjadikan setiap transaksi Anda lebih bernilai.
Jenis transaksi yang dapat dilakukan melalui PayTren, diantaranya :
1. Pembayaran jasa telekomunikasi (telepon dan internet)
2. Pembayaran pulsa nasional
3. Pembayaran speedy
4. Pembayaran telkomvision
5. Pembayaran PDAM
6. Pembayaran Indovision
7. Pembayaran Top TV
8. Pembayaran Aora TV
9. Pembayaran PLN Postpaid (pasca) dan PLN Prepaid (token)
10. Pembayaran Tiket Pesawat
11. Pembayaran Tiket Kereta Api
12. Pembayaran Katu Halo
13. Pembayaran Voucher Games
14. Pembayaran BPJS Kesehatan
15. Pembayaran tagihan atau cicilan pada merchant tertentu
16. Pembelanjaan pada pedagang-pedagang (merchants) tertentu
17. Dll
Fitur PayTren dirancang untuk memudahkan dan menyebarkan banyak manfaat, serta untuk ikut memajukan ekonomi digital di Indonesia yang berkualitas pada sektor fee based income.
Bayar Tagihan: Listrik, Air, Rumah, BPJS, Dll
Sebagai sistem pembayaran mobile, PayTren dapat melakukan berbagai jenis transaksi dan memudahkan masyarakat dalam membayar tagihan-tagihan yang merupakan kewajiban.
Beli Tiket: Pesawat dan Kereta Api
Selain dapat membayar tagihan kewajiban, banyak jenis-jenis transaksi lainnya yang dapat dilakukan dengan PayTren. Diantaranya adalah pembelian tiket pesawat dan tiket kereta api

Realisasi “Bangun Kembali Jembatan Parung” Panjang oleh PPPA Daarul Qur’an dan PayTren



BOGOR. Pada hari ini Sabtu, 12 Agustus 2017 PPPA Daarul Qur’an dan PayTren merealiasasikan program “Bangun Kembali Jembatan Parung Panjang” dengan diawali oleh Peletakan Baatu Pertama dan Kerja Bakti di lokasi jembatannya langsung di Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.
Jembatan yang sudah dibangun sejak tahun 1950-an oleh para nenek moyang warga setempat, membentang sepanjang 30 meter serta menjadi penghubung utama Desa Jagabita, Parung Panjang Bogor dengan Desa Bojong Bitung, Legal Tangerang. Oleh kedua warga desa, jembatan ini digunakan melintas untuk pergi ke sekolah, bekerja dan bertani setiap harinya.
Problem utama yang dihadapi warga selama bertahun-tahun ini adalah kondisi jembatan yang tidak layak dengan mobilitas warga yang menggunakannya. Luasnya yang hanya cukup untuk sepeda motor sehingga warga harus bergiliran untuk melewatinya dan kekhawatiran warga akan meluapnya air sungai Cimanceuri saat hujan deras tiba dimana jembatan bisa saja terbawa arus air.
Dengan demikian, PPPA Daarul Qur’an dan PayTren peduli dengan kondisi ini dan pada hari ini memulai untuk kerja bakti dan pembangunan awal jembatan ini. Pimpinan PPPA Daarul Qur’an sekaligus Presiden Direktur PayTren, Ustadz Yusuf Mansur mengajak para leader dan para PayTeners untuk ikut serta dalam program ini dengan cara memberi sedekah via PayTren. Seperti diketahui, para PayTreners sejak semalam sudah bermalam di lokasi dengan menginap di tenda, mushola dan rumah-rumah warga.
sumber : http://tn0087669.paytren.net/realisasi-bangun-kembali-jembatan-parung-panjang-oleh-pppa-daarul-quran-dan-paytren/#more-33270

Semangat yang Tak Kunjung Padam untuk Menuntut Ilmu

Oleh Mr. Darmawan

Islam telah mengajarkan kita untuk selalu menjadi pencari ilmu yang gigih selama kita masih hidup. Tidak hanya sekedar mencari pengetahuan  agama semata-mata, tetapi juga mencari ilmu-ilmu duniawi yang menjadi kebutuhan asasi bagi setiap insan.
Tidak ada agama lain yang mendudukkan ilmu pengetahuan sedemikian pentingnya seperti agama Islam. Islam bahkan menganggap bahwa yang tidak berupaya mencari ilmu maka ia telah berbuat dosa, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Mencari ilmu pengetahuan adalah kewajiban bagi setiap Muslim.” (Hadist Al-Tirmizi)
Kewajiban ini tidak terbatas pada jenis kelamin atau kelas sosial tertentu saja, tetapi telah menjadi kewajiban bagi setiap perempuan dan laki-laki, muda dan tua, miskin dan kaya. Allah telah mengangkat derajat dan status mereka yang memiliki pengetahuan, dan telah memuji mereka di banyak tempat di dalam kitab suci Al-Quran. Allah SWT berfirman:
“Allah meningkatkan posisi orang-orang yang beriman dan mereka yang telah diberi pengetahuan beberapa derajat.” (Quran 58:11)
Ada perbedaan besar antara seorang Muslim yang memiliki pengetahuan dan orang yang tidak. Nabi menggambarkan hal ini dalam sabdanya:
“Keunggulan seorang ahli agama di bandingkan orang mukmin lainnya adalah seperti keunggulan bulan purnama di atas bintang-bintang lainnya” (Hadist riwayat Abu Dawud).
Nabi SAW pun pernah pula bersabda:
“Keunggulan seorang ahli agama di bandingkan orang mukmin lainnya adalah seperti keunggulan diriku di atas orang paling rendah dari kalian” (Hadis riwayat Al-Tirmidzi)
Mengapa Allah memberikan posisi yang tinggi seperti itu kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan di bandingkan kepada mereka yang tidak? Karena sesungguhnya para pembawa risalah (para nabi dan rasul) bertugas untuk menyampaikan kepada setiap manusia agar menyembah Allah dengan benar, lakukanlah perbuatan yang menyenangkan Allah dan hindari apa yang membuatNYA murka.
Jika seorang muslim tidak berilmu, maka ia akan menjalani seluruh hidupnya dengan melakukan hal-hal yang menentang ajaran Diinullaah, yang menyebabkannya mendapatkan kemurkaan Allah.
Ilmu apakah yang harus dipelajari sebagai seorang Muslim?
Jadi muncul pertanyaan, apakah itu kewajiban untuk mencari pengetahuan tentang agama, dan bidang pengetahuan di dalam agama begitu luas, jenis pengetahuan apa yang harus dicari? Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ilmuwan besar Islam, menjawab bahwa wajib bagi setiap individu Muslim untuk mencari ilmu pengetahuan yang membuatnya dapat menjalankan agamanya dengan benar. Berikut adalah di antaranya:
  • 1) Aqidah Ini adalah aspek yang paling penting dari Islam yang harus dipelajari seorang Muslim, karena melalui aspek inilah seseorang benar-benar menjadi Muslim. Tujuh belas tahun pertama dari semenjak wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW maka materi utamanya ditujukan untuk mengoreksi keyakinan dan aqidah tentang Allah. Menekankan bahwa tidak ada ibadah yang ditujukan kepada siapa pun kecuali DiriNYA
  1. Pengetahuan tentang aspek-aspek ibadah. Seperti yang kita tahu, Allah telah memerintahkan umat Islam untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu. Banyak dari ibadah ini bersifat wajib dan, pada gilirannya, seseorang harus tahu bagaimana tata cara melakukannya. Misalnya, Allah telah mewajibkan kita untuk sholat minimal lima kali perhari, jadi telah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengetahui bagaimana mendirikan sholat dengan benar. Juga, sebagai salah satu syarat dalam sholat adalah untuk menyucikan diri (berwudhu), sehingga seseorang harus tahu bagaimana cara melakukannya.
  2. Mengetahui apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan rahmat Allah, Dia telah mendorong kita untuk menikmati banyak karunia dan rezeki yang telah Dia ciptakan. Umat Islam pada hakikatnya harus yakin bahwa segala aspek dalam kehidupan mereka, apakah itu ideologi, sosial-politik, ekonomi, bisnis-perdagangan, hukum, keadilan, syariah, sosial budaya, atau bidang lainnya, telah dibuatkan pedoman yang berasal dari AlQuran dan Hadits.
  3. Yang terakhir namun tak kalah pentingnya, sebagai anggota keluarga besar Daarul Quran kita juga harus belajar bagaimana cara memurnikan hati dan perbuatan kita dari sifat dan sikap yang tidak baik. Seorang Muslim harus tahu bagaimana cara memurnikan hatinya sehingga hidupnya semata-mata hanya untuk mencintai Allah saja. Sebagai Muslim kita juga harus belajar tata cara hidup Nabi Muhammad SAW yang mulia yang diajarkan kepada kita, dan mencoba untuk meneladanisuri tauladan dan peri kehidupan Nabi Muhammad SAW sebagai contoh tauladan yang utama.

Doa Pemimpin

Oleh Syakib

“Dan saudaraku Harun” Pinta Musa AS kepada Allah swt, saat beban kenabian ditaruh pada pundaknya, “maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku”
Nabi Musa menyadari dirinya bukanlah seorang yang pandai berbicara. Sementara disisi yang lain Fir’aun, yang menjadi seterunya, memiliki segalanya. Harta berlimpah, kuasa tak tergoyah dan lidah yang pandai berdialektika.
Allah pun mengabulkannya. Musa dan Harun berjalan beriringan di jalan dakwah. Keduanya harus memimpin kaum yang sukar ditata serta seorang raja yang sangat besar kuasanya. Kehadiran Harun melengkapi Tongkat Musa, salah satu mukjizat lainnya. Hingga akhirnya mereka berhasil memuncaki perdebatan dan pertarungan.
Doa serupa juga pernah dipanjatkan oleh Rasulullah saw di awal-awal dakwahnya. Saat tekanan semakin berat dirasakan, dengan khusyu Rasulullah memanjat do’a, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin Khattab atau Abu Jahal bin Hisyam”.
Keduanya merupakan orang yang kuat dari kaum Quraisy. Rasulullah yakin jika salah satu berhasil masuk Islam maka ini akan menjadi syiar yang bagus sekaligus akan semakin menguatkan dakwah. Maka Umar bin Khattab lah yang dipilih Allah untuk menemani Muhammad saw. Sejak itu, atas ijin Allah tentunya, dakwah Islam semakin terbuka dan tak terbendung.
Dua fragmen diatas memberi hikmah seorang pemimpin adalah orang yang mengerti dengan kekurangannya. Musa sadar ia bukanlah orang yang pandai bicara. Maka untuk menghadapi seorang fir’aun dibutuhkan orang yang juga hebat dalam dialektika. Begitu juga Muhammad saw, yang membutuhkan orang yang kuat untuk melengkapi kepingan puzzlenya.
Pemimpin bukanlah orang yang digdaya dan bisa menepuk dada seenaknya. Pemimpin juga bukan orang yang serba bisa lalu merasa dirinya sendiri bisa menaklukkan dunia. Sebaliknya pemimpin adalah orang yang menyadari ketidakbisaannya lalu memilih orang yang tepat untuk melengkapi dirinya.
Dari Rasulullah saw pula kita belajar tentang membaca karakter seseorang. Beliau pernah mendoakan Abdullah Ibnu Abbad, “Ya Allah, berilah ia kepahaman agama dan Al-Qur’an” kelak sejarah mencatat Abdullah Ibnu Abbas dikenal sebagai seorang ahli Hadis, ahli Tafsir, ahli Fikih. Ia menjadi tempat rujukan banyak orang bahkan para sahabat yang lebih tua darinya.
Doa pemimpin adalah doa tentang kebaikan. Maka Allah swt pernah menegur Musa saat ia berkata, “Ana a`lam al-qaum” (Aku orang paling pandai di negeri ini). Sepintas apa yang dikatakan oleh Musa dapat dianggap wajar terlebih yang dihadapinya saat itu adalah Fir’aun yang dikenal digdaya dan penuh kuasa. Namun, Allah swt memandang pernyataan Musa berlebihan. Musa lalu ditegur dan mendapat pembelajaran lewat seorang Nabi Khidir. Tidak cukup sampai disitu Allah swt pun meluruskan Nabi Musa dengan mengajarkan doa yang penuh kebaikan, “Rabbi zidni `ilman”(Ya Allah tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan).
Begitulah, doa pemimpin adalah doa yang penuh kebaikan. Ia tidak mendahulukan ke-aku-an sebaliknya doa pemimpin adalah doa yang menggerakkan siapa yang dipimpinnya. Misinya adalah membawa kesuksesan kepada orang lain bukan dirinya.
Sebagaimana pesan yang disampaikan oleh KH. Ahmad Jameel beberapa waktu lalu, “Kesuksesan kita adalah bagaimana membuat jalan kesuksesan bagi orang lain”

sumber : https://daqu.sch.id/2018/01/doa-pemimpin/