Tuesday, 23 July 2013

Kristenisasi Tayangan Televisi Di Bulan Ramadhan

Kristenisasi
Tayangan Televisi Di Bulan Ramadhan


Bulan ramadhan merupakan salah satu bulan yang dispesialkan oleh Bangsa Indonesia karena mayoritas penduduknya adalah muslim. Semua jajaran pemerintahan mengusahakan semaksimal mungkin guna pelaksanaan ibadah puasa ramadhan dapat berjalan secara kondusiv. Mulai jajaran pemerintahan di bidang ekonomi yang berupaya sebaik mungkin guna menciptakan kestabian ekonomi masyarakat selama bulan Ramadhan. Jajaran pemerintahan di bidang keamanan pun tak kalah gencarnya mengupayakan keamanan lingkungan selama bulan Ramadhan mulai dari pengamanan tindak kriminal hingga sidak kelapangan guna memberantas penyakit masyarakat serta pembatasan jam operasional tempat – tempat hiburan malam. Bahkan jajaran pemerintahan dibidang perhubungan dan telekomunikasi juga berusaha semaksimal mungkin meningkatkan kelancaran transportasi dan komunikasi selama bulan ramadhan dan sesudahnya.

Pihak swasta pun tak mau ketinggalan menyemarakkan bulan Ramadhan. Usaha swasta dibidang perdagangan dan konveksi menawarkan produk – produk spesial dan paket – paket penjualan yang spesial juga. Usaha swasta dibidang tayangan hiburan televisi juga tidak mau ketinggalan dalam hal menyuguhkan acara – acara televisi bernuansa Islami guna menyemarakkan bulan Ramadhan. Bahkan jam tayangnya pun sampai dimajukan pada pukul 03.00 WIB. Jenis tayangannya pun beraneka ragam mulai dari sinetron, tayangan komedi, tayangan ceramah, serta tayangan pencarian bakat yang semuanya bernuansa Islami.

Namun menyikapi tayangan – tayangan televisi selama bulan Ramadhan, kita sebagai umat muslim harus tetap kritis dan tidak lengah dalam menikmati tayangan – tayangan televisi tersebut. Karena tayangan – tayangan televisi tersebut meskipun telah dikemas dengan sedikit nuansa Islami namun tidak menutup kemungkinan isi acara di dalamnya menawarkan suguhan – suguhan yang seronok bahkan metodenya secara gamblang mengkaburkan antara agama Islam dan Kristen. Atau dengan kata lain acara tersebut berisikan proses kristenisasi.

Kita tidak boleh lupa jika Agama Kristen begitu gigihnya melakukan upaya pelemahan umat muslim baik secara samar maupun terang – terangan. Salah satu contohnya adalah tayangan pembacaan do’a berbuka puasa maupun do’a niat puasa. Tayangan tersebut biasanya ditayangkan saat berbuka puasa dan sesudah waktu imsyak. Apabila kita tidak jeli sesungguhnya tayangan ini sangat baik guna memudahkan kita maupun anak – anak kita dalam menghafal do’a berbuka puasa maupun do’a niat puasa ramadhan. Namun metode pembacaan do’a – do’a tersebut yang sedikit aneh karena bukan merupakan kebiasaan dan adab umat muslim dalam berdo’a yakni dengan melafalkan do’a dengan metode bernyayi. Metode berdo’a dengan bernyayi seperti kita ketahui bersama merupakan adab berdo’a umat Kristen. Karena sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.

Sebagai umat muslim kita tidak boleh terlena dengan hiburan dunia salah satunya tayangan televisi karena umat kristen dan yahudi adalah umat yang sangat kuat permusuhannya terhadap Islam. Mereka sangat gigih dalam berupaya mengajak kaum muslim untuk terjerumus dalam ajaran agama kristen dan yahudi dengan berbagai daya dan upaya. Sebagaimana juga difirmankan Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 82


لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)


Monday, 22 July 2013

DEMOKRASI “ USAHA MAKAR PADA TUHAN ”

DEMOKRASI
USAHA MAKAR PADA TUHAN 

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang sangat diagung – agungkan saat ini. Pada dasarnya demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang segala keputusannya diambil berdasarkan kehendak rakyat tanpa terkecuali. Dengan menawarkan konsep kesamaan dan kesejajaran hak pada setiap individu rakyat yang terlibat didalamnya. Serta menawarkan suatu konsep centimentil dan skeptis jika suara hati nurani rakyat merupakan suara Tuhan.
Pemahaman konsep “suara hati nurani rakyat merupakan suara Tuhan” ini sebenarnya jika kita mau merenungkannya, merupakan suatu bentuk ajakan makar manusia terhadap kewenangan dan kekuasaan TUHAN. Sehingga kita jangan pernah heran jika suatu bangsa dan negara yang mengusung asas pemerintahan demokrasi mulai banyak mengalami masalah yang mengantarkannya pada kehancuran. Sebut saja Negara Mesir salah satunya yang kepresidennya yang telah dua kali mengalami kudeta oleh pihak – pihak oposisinya.
Bagaimana dengan Indonesia ? Negara yang sangat terkenal dengan rakyatnya yang sangat mengedapankan toleransi dan sopan santun. Kita bisa mengamati bagaimana bangsa ini menjalani sistem pemerintahan demokrasi mulai sejak negara ini memprolamirkan keberadaannya pada dunia hingga sekarang yang telah dipimpin oleh 6 (enam) orang Presiden mulai dari Ir. Soekarno, Bapak Pembangunan Soeharto, Profesor ternama BJ. Habibie, Ibu Mega Yang pendiam, Kiai ternama Gus Dur dan Sosilo Bambang Yudhoyono. Pada perkembangannya bangsa Indonesia selalu dirundung masalah yang muncul dari kalangan minoritas ataupun mayoritas yang lemah yang keterwakilan suaranya kurang diperhitungkan. Masalah – masalah yang muncul diperparah lagi dengan kondisi penempatan para pemangku jabatan di negara ini yang ditetapkan lebih berdasarkan pada kesamaan pandangan politik dan kepentingan pemimpinnya dibandingkan pada dasar keahlian dan kecakapan ilmu yang dimiliki seseorang.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini karena dalam pelaksanaan demokrasi dalam pemerintahan selalu mengacu pada pengambilan keputusan berdasarkan hasil voting suara terbanyak. Pada perkembangannya pengambilan voting suara terbanyak (yang dianggap sebagai suara Tuhan) mulai dibelokkan guna memuluskan kepentingan suatu golongan atau pribadi. Berbagai cara dihalalkan. Cara yang lagi trend sekarang adalah politik uang baik dalam jenis fisik uang yang sebenarnya maupun dalam jenis uang yang abstrak (janji – janji jabatan atau proyek pekerjaan).
Sehingga kehancuran – kehancuran yang terjadi maupun yang sedang berproses dalam suatu bangsa maupun negara yang berasaskan demokrasi bukanlah suatu kebetulan. Karena hal itu lebih merupakan suatu hukuman dari Tuhan karena asas Demokrasi pada dasarnya merupakan upaya makar terhada kekuasaan Tuhan dan Hukum – Hukum Tuhan sebagaimana tercantum dalam KitabNya (Alqur’an).